Canggih, AS Kembangkan Kacamata AR untuk Bantu Tentara saat Perang
DARPA dilaporkan sedang mengembangkan kacamata AR canggih untuk membantu tentara menyelesaikan tugas yang rumit saat perang.
IDXChannel - Defense Advanced Research Projects Agency atau disingkat DARPA dilaporkan sedang mengembangkan kacamata AR canggih untuk membantu tentara menyelesaikan tugas yang rumit.
Agensi dari Departemen Pertahanan AS itu disebut akan menggunakan teknologi yang disebut Perceptually-enabled Task Guidance (PTG).
Dihimpun dari Engadget, Kamis (26/1/2023), PTG akan mengandalkan sensor untuk melihat dan mendengar apa yang dilihat dan didengar oleh para tentara saat berperang.
Nantinya kacamata AR yang mereka gunakan akan memberikan paduan tugas melalui instruksi buatan AI yang ditampilkan dalam augmented reality (AR).
Singkatnya, PTG menggabungkan sensor mikrofon dan kamera yang dipasang di kepala dengan headset AI dan AR untuk diintegrasikan ke dalam lingkungan tentara.
Tujuannya adalah untuk membantu mereka dan personel militer lainnya meningkatkan keterampilan mereka, menyelesaikan tugas yang rumit, dan melakukannya dengan lebih baik.
Untuk diketahui, DARPA memang telah mempersempit fokus mereka ke tiga bidang. Pertama adalah pengobatan medan perang (seperti personel yang tidak terlatih membantu petugas medis di lapangan).
Kedua adalah keberlanjutan (menjaga dan menjalankan peralatan militer) dan terakhir adalah co-piloting (terutama helikopter).
Dr Bruce Draper, manajer program DARPA menggambarkannya sebagai tugas proxy yang ideal. Menurutnya, ini adalah contoh bagus dari tugas fisik kompleks yang dapat dilakukan dengan banyak cara.
Ada banyak objek yang berbeda, padat, cair, benda berubah wujud, jadi secara visual cukup kompleks.
"Ada terminologi khusus, ada perangkat khusus, dan ada banyak cara berbeda untuk melakukannya. Jadi ini adalah domain praktik yang sangat bagus," kataya.
Draper dan timnya pun memandang PTG pada akhirnya menemukan kegunaan dalam pelatihan medis, mengevaluasi kompetensi tenaga medis dan layanan kesehatan lainnya.
AS baru-baru ini dilaporkan telah menghentikan rencana untuk membeli lebih banyak "kacamata tempur AR" dari Microsoft, alih-alih menyetujui USD40 juta bagi perusahaan untuk mengembangkan versi baru.
Pembalikkan terjadi setelah menemukan bahwa versi saat ini menyebabkan masalah, seperti sakit kepala, kelelahan mata, dan mual.
Dengan kacamata AR yang sedang dikembangkan, DARPA berharap masalah yang selama ini dialami oleh tentara bisa diselesaikan. Selain itu, kehadiran kacamata AR canggih ini juga diyakini bisa menghemat pengeluaran negara. Kita tunggu saja apakah AS benar-benar bisa menghadirkannya atau tidak.
(FAY)