Daftar Orang Paling Berbahaya di Internet pada 2023, Ada Elon Musk-IDF
Beberapa orang atau kelompok bahkan menyabet gelar paling berbahaya di internet sepanjang 2023 karena punya pengaruh yang kuat, siapa saja?
IDXChannel - Banyak perisitiwa menarik yang terjadi pada 2023, mulai dari maraknya perubahan di platform media sosial, inovasi artificial intelligence (AI) hingga perang. Di era digital saat ini, peristiwa-peristiwa tersebut ramai di internet.
Beberapa orang atau kelompok bahkan menyabet gelar paling berbahaya di internet karena punya pengaruh yang kuat atas peristiwa-peristiwa tersebut.
Berikut ini adalah daftar orang paling berbahaya di internet sepanjang 2023, yang dirilis Wired:
1. Elon Musk
Di urutan pertama ada orang terkaya di dunia, Elon Musk. Sosok satu ini masuk ke dalam daftar orang paling berbahaya di internet karena memiliki kecenderungan destruktif dan trolling di internet yang pengaruhnya sangat kuat dan berdampak pada orang banyak.
Pada 2023, Musk membeli Twitter lalu mengubah namanyan menjadi X. Ada banyak kebijakan baru yang diberlakukan di media sosial tersebut hingga membuat jutaan pengguna merasa gerah. Belum lagi cuitan-cuitan Musk yang kerap provokatif.
2. Cl0p
Menurut perusahaan mata uang kripto Chainalysis, tahun ini menjadi tahun terburuk kedua, di mana banyak orang yang menjadi korban hacker. Dan Cl0p adalah kelompok hacker yang banyak menimbulkan keresahan di tahun ini.
Perusahaan keamanan siber Emsisoft menyebut pada Mei lalu, Cl0p mulai mengeksploitasi kerentanan zero-day dalam perangkat lunak transfer file MOVEit dan menggunakannya untuk melakukan serangkaian intrusi yang mengejutkan di lebih dari 2.000 organisasi.
Korban tunggal, perusahaan medis Maximus, kehilangan kendali atas data setidaknya 8 juta orang dalam serangan tersebut. Para peretas mencuri 1,3 juta data dari pemerintah negara bagian Maine. Secara total, setidaknya 62 juta orang terkena dampaknya.
3. Alphv
Alphv, juga dikenal sebagai Black Cat juga masuk ke dalam daftar orang paling berbahaya di internet pada 2023. Kelompok hacker ini memiliki hubungan dengan para peretas yang melakukan serangan siber pada 2021 di Colonial Pipeline.
Kala itu mereka menargetkan MGM Resorts International, mematikan sistem komputer di seluruh jaringan hotel dan kasino dan akhirnya menghasilkan USD100 juta.
FBI bahkan mengatakan secara total Alphv telah menyusupi lebih dari seribu organisasi dan mendapatkan uang tebusan lebih dari USD300 juta.
4. Sandworm
Sandworm adalah tim peretas intelijen militer hiper-agresif Rusia. Tahun ini, Sandworm terungkap telah melakukan serangan siber pemadaman listrik ketiga terhadap perusahaan listrik Ukraina di tengah serangan udara Rusia yang menghantam kota yang sama.
Mereka kemudian menembus komunikasi militer Ukraina dalam upaya yang lebih tradisional yang berfokus pada spionase untuk mendapatkan keuntungan selama serangan balasan Ukraina.
Dan bukti menunjukkan tanggung jawab Sandworm atas serangan siber yang baru saja terjadi pada bulan ini yang menimpa perusahaan telekomunikasi Kyivstar, yang menghancurkan internet dan komunikasi seluler bagi jutaan orang di tengah serangkaian serangan lainnya.
5. Volt Typhoon
Kelompok peretas yang dijuluki Volt Typhoon oleh Microsoft pada Mei lalu telah menanam malware di jaringan jaringan listrik di seluruh benua AS dan Guam, dalam beberapa kasus dengan tujuan mengendalikan aliran listrik ke pangkalan militer AS.
Baru-baru ini, The Washington Post mengungkapkan bahwa target Volt Typhoon juga telah diperluas ke jenis infrastruktur penting lainnya, mulai dari pipa minyak dan gas hingga pelabuhan utama di Pantai Barat dan perusahaan air minum di Hawaii.
Meskipun niat kelompok ini dan para pengawasnya masih belum jelas, para analis keamanan siber dan geopolitik semakin melihatnya sebagai landasan untuk mengganggu sistem-sistem utama AS jika terjadi krisis, seperti ketika China menginvasi Taiwan.
6. Donald Trump
Kurang dari 11 bulan menjelang pemilihan presiden AS pada 2024, Trump memimpin jajak pendapat Partai Republik dengan selisih yang besar. Dia telah menggunakan relevansinya yang dihidupkan kembali untuk melancarkan serangan yang meresahkan terhadap musuh-musuhnya.
Dalam postingannya di media sosial, dia berjanji, jika terpilih, akan melancarkan penyelidikan federal terhadap perusahaan media dan jurnalis yang mengkritiknya dan akan mengadili Presiden Joe Biden. Cuitannya ini meningkatkan suhu politik di Amerika Serikat.
Trump juga mengoceh tentang istri salah satu hakim yang mengawasi persidangan perdata terhadapnya atas tuduhan penipuan dan menyalahkan lawan politiknya atas tuntutan pidana yang dia hadapi atas tuduhan campur tangan pemilu dan penanganan informasi rahasia yang tidak tepat.
Dan dia terus menggembar-gemborkan klaimnya yang telah didiskreditkan sebagai pemenang pemilu 2020, yang menurut Departemen Kehakiman AS memicu penyerbuan Capitol AS pada 6 Januari 2021.
7. Israel Defense Forces (IDF)
Sejak 7 Oktober, militer Israel telah merespons invasi Hamas ke Israel dengan serangan yang telah menewaskan sedikitnya 20.000 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, membuat hampir 2 juta penduduk Gaza mengungsi.
Mereka juga mematikan telekomunikasi dan internet di Gaza sehingga hampir tidak ada informasi sama sekali.
Di tengah semua ini, mesin propaganda Israel telah bekerja untuk membentuk narasi publik tentang operasi militernya, mulai dari tweet yang dipromosikan oleh IDF untuk mendukung serangan di Gaza yang muncul di X hingga akun Israel yang banyak memberitakan kebohongan.
8. Sam Altman
Sam Altman merupakan sosok yang memimpin perlombaan pengembangan teknologi paling disruptif, yakni kecerdasan buatan (AI). Penemuannya, entah itu nantinya akan berdampak baik atau buruk tentu akan sangat berpengaruh pada peradaban manusia di masa depan.
Altman pernah dipecat dari jabatannya sebagai CEO Open AI. Pemecatan tersebut kabarnya dilakukan oleh dewan direksi karena Altman diduga mengembangkan AI yang dapat mengancam umat manusia.
Beberapa staf peneliti yang kurang setuju dengan apa yang dilakukan Altman dilaporkan mengirim surat kepada dewan direksi perusahaan agar segera bertindak. Dari surat tersebut menyebabkan pemecatan Altman.
9. Predatory Sparrow
Predatory Sparrow semula bukanlah nama yang terkenal di dunia keamanan siber. Namun kelompok hacker tersebut mulai menimbulkan kekhawatiran ketika mereka melakukan serangan siber terhadap beberapa perusahaan Iran.
Mereka melakukan serangan terhadap pabrik baja, di mana mereka mengklaim dan mengunggah video untuk menunjukkan bahwa mereka telah memicu kebakaran di fasilitas tersebut. Predatory Sparrow juga diduga membocorkan kumpulan dokumen pemerintah Iran.
Kini, setelah perang Israel-Hamas, dan ketika pemberontak Houthi menembakkan rudal Iran ke Israel, Predatory Sparrow melancarkan serangan siber besar kedua terhadap Iran, yang dilaporkan melumpuhkan sebanyak 70 persen pompa bensin di negara tersebut.
(RNA)