Technology

E-Commerce Lintas Batas, Amazon Bakal Bangun Gudang Barang di Ningbo China 

Indah Mulyani 08/11/2022 16:26 WIB

Raksasa e-commerce Amerika Serikat, Amazon.com, berencana untuk mendirikan gudang penyimpanan barang di Ningbo, China Timur.

E-Commerce Lintas Batas, Amazon Bakal Bangun Gudang Barang di Ningbo China  (Dok.MNC)

IDXChannel - Raksasa e-commerce Amerika Serikat, Amazon.com, berencana untuk mendirikan gudang penyimpanan barang di Ningbo, Provinsi Zhejiang China Timur.

Langkah ini ditempuh untuk untuk mempercepat pengiriman barang-barang sebagai upaya untuk meningkatkan kepercayaan pada konsumen China dalam berbelanja produk-produk asing di tengah lesunya perekonomian.

Gudang tersebut diharapkan dibuka pada 2023 mendatang yang siap memudahkan konsumen China membeli produk dari platform belanja online Inggris dan Jerman. Hal ini diumumkan oleh perusahaan dalam acara tahunan yang dipromosikan oleh pemerintah China, China International Import Expo di Shanghai pada akhir pekan lalu (5/11). 

Sistem gudang akan diatur oleh bea cukai setempat yang memungkinkan pedagang luar negeri untuk mengirimkan barang-barang mereka ke Ningbo untuk disimpan di sana terlebih dahulu. 

“Fasilitas baru ini diharapkan dapat memangkas waktu pengiriman pembeli Amazon selama empat hingga lima hari,” kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan.

Perusahaan menambahkan, gudang juga akan dapat melayani barang dari situs Amazon AS dan Jepang, dengan kategori produk yang diperluas untuk memasukkan makanan hewan.

“Dengan langkah baru, Amazon ingin menggabungkan keuntungan dari belanja online terikat dan e-commerce lintas batas untuk mengoptimalkan pengalaman belanja di luar negeri,” kata Li Yanchuan, kepala Amazon China Global Store and Prime, melalui sebuah pernyataan, dilansir dari laman South China Morning Post, Selasa (8/11/2022).

Pengumuman dari Amazon muncul setelah menjamurnya strategi e-commerce lintas batas, yang dipicu situasi pandem dan membuat pembeli lebih memilih belanja dari rumah.

Diketahui, berdasarkan data bea cukai, e-commerce lintas batas di China tumbuh sepuluh kali lipat dalam lima tahun terakhir. Impor dan ekspor secara bersamaan mengalami pertumbuhan dari yang sebelumnya 18,6 persen tahun lalu, menjadi 1,92 triliun yuan (USD267 miliar), di mana impor menyumbang 27,6 persen.

E-commerce ritel barang asing China mencapai 117 miliar yuan pada kuartal kedua tahun ini. Berdasarkan data analisis, ini mengalami penurunan sebanyak 10 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, tetapi 19 persen lebih tinggi dari kuartal pertama tahun ini meskipun kondisi makro masih lemah.

Pasar yang dioperasikan oleh raksasa e-commerce China, Alibaba Group Holding, memimpin dengan 38,1 persen saham pada kuartal kedua, sementara Amazon Global Store berada di peringkat kelima dengan 2,8 persen.

Amazon menutup pasarnya di China pada 2019 di tengah persaingan yang ketat, tetapi memfokuskan kembali usahanya pada barang-barang luar negeri. 

Melalui Amazon Global Store, pembeli Tiongkok dapat terus membeli barang dari pedagang asing di beberapa situs regional platform lainnya. 

Pada saat yang sama, perusahaan tersebut telah meningkatkan jumlah pedagang China yang menjual melalui platform globalnya untuk menjangkau pelanggan asing. Jumlah pedagang yang terdaftar di Amazon Brand Registry meningkat 40 kali lipat dalam empat tahun terakhir. 

Penulis: Savira Agustin 

(IND) 

SHARE