Technology

Eks COO Meta Diminta Bayar Denda ke Investor Gara-Gara Hapus Email

Ibnu Hariyanto 22/01/2025 16:47 WIB

Mantan Chief Operating Officer (COO) Meta Platforms, Sheryl Sandberg dijatuhi sanksi oleh hakim Pengadilan Kanselir Delaware karena menghapus email

Mantan Chief Operating Officer (COO) Meta Platforms, Sheryl Sandberg dijatuhi sanksi oleh hakim Pengadilan Kanselir Delaware (foto: MNC Media)

IDXChannel- Mantan Chief Operating Officer (COO) Meta Platforms, Sheryl Sandberg dijatuhi sanksi oleh hakim Pengadilan Kanselir Delaware karena menghapus email. Email tersebut terkait dengan litigasi atas skandal privasi Cambridge Analytica Facebook.

Dilansir Channel News Asia, Selasa (22/1/2025), Hakim   Travis Laster mengatakan bukti menunjukkan Sandberg menggunakan akun pribadi dengan nama samaran untuk menghapus pesan-pesan yang mungkin relevan dengan gugatan pemegang saham. Padahal email itu diperintahkan untuk tidak dihapus.

Sanksi ini akan memperberat Sandberg saat menyampaikan pembelaan dalam persidangan tanpa juri April mendatang. Hakim juga memerintahkan Sandberg membayar biaya-biaya terkait dengan mosi sanksi yang dikeluarkan oleh para pemegang saham, termasuk sistem pensiun guru California yang dikenal sebagai CalSTRS.

"Karena Sandberg secara selektif menghapus item dari akun Gmail-nya, kemungkinan besar pertukaran yang paling sensitif dan probatif telah hilang," kata Laster.

Hingga saat ini, Meta dan pengacara Sandberg belum memberikan tanggapan soal sanksi itu.

Dalam argumennya, Sandberg mengaku selalu terbuka mengenai akun pribadinya. Dia mengatakan jarang menggunakannya untuk bisnis, jika pun memakainya orang lain akan menyalin pesan-pesan tersebut sehingga informasinya tetap terjaga.

Laster mengaku memberikan standar yang lebih tinggi dengan memberikan bukti yang jelas dan meyakinkan untuk pembelaan.

Kasus ini muncul pada 2018, ssat ituu terungkap Facebook mengizinkan data dari jutaan pengguna untuk diakses oleh Cambridge Analytica, sebuah perusahaan konsultan politik yang bekerja untuk kampanye Donald Trump sebagai presiden AS pada 2016.

Para pemegang saham menggugat direktur dan pejabat perusahaan karena diduga merugikan investor dengan terus menerus melanggar perintah persetujuan tahun 2012 dengan Komisi Perdagangan Federal untuk melindungi data pengguna.

Para pemegang saham juga menuduh dewan perusahaan melakukan tawar-menawar untuk membayar denda yang lebih besar yaitu USD5 miliar kepada FTC pada 2019 agar pendiri Mark Zuckerberg tidak memiliki pertanggungjawaban pribadi.

SHARE