Technology

Elon Musk Bikin Aturan Batasi Pengguna Twitter, Menjalankannya Itu Sulit 

Dian Kusumo 03/07/2023 10:38 WIB

CEO baru Twitter, Elon Musk membuat aturan kontroversial. Orang nomor satu terkaya di dunia itu membatasi scrolling twit di beranda pengguna.

Elon Musk Bikin Aturan Batasi Pengguna Twitter, Menjalankannya Itu Sulit. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - CEO baru Twitter, Elon Musk membuat aturan kontroversial. Orang nomor satu terkaya di dunia itu membatasi scrolling twit di beranda pengguna. Hal ini langsung memancing reaksi pengguna yang memang sehari-hari beurusan dengan media sosial tersebut.

Diketahui, Elon Musk akan membuat kebijakan tersebut dengan membatasi scrolling twitt bagi akun terverifikasi sebanyak 6.000 twitt per hari. Sedangkan akun yang belum terverifikasi dan akun baru akan dibatasi sebanyak 600 dan 300 twitt per hari.

Mantan pemilik Twitter, Jack Dorsey memberikan tanggapan soal aturan baru yang dibuat oleh Musk. Meski tak sepenuhnya mendukung kabijakan Elon Musk, ia mengatakan apa pun yang dilakukan pasti untun kebaikan perusahaan.

"Menjalankan Twitter itu sulit. Saya tidak berharap tekanan itu menimpa siapa pun. Saya percaya bahwa tim melakukan yang terbaik di bawah tekanan yang mereka miliki, yang sangat besar. Sangat mudah untuk mengkritik keputusan dari jauh… yang mana saya juga bersalah… Tapi saya tahu tujuannya adalah untuk melihat Twitter berkembang. Itu pasti," tulis Jack dalam cuitannya di Twitter.

Namun, Jack berharap di bawah kepemimpinan Elon Musk, Twitter bisa lebih terbuka yang juga akan mengembangkan media sosial tersebut. Ia memberikan contoh tersebut seperti Bitcoin dan Nostr yang bisa membuat perusahaan tetap kokoh.

"Dan saya berharap mereka mempertimbangkan untuk membangun protokol terbuka yang benar-benar tahan sensor seperti bitcoin dan nostr untuk membantu meringankan beban itu. Baik untuk semua, dan penting untuk mempertahankan internet terbuka," tulis Jack.

Sebelumnya, Elon Musk juga telah membuat kebijakan yang mengharuskan akun terverifikasi membayar sebesar 8 dolar AS atau setara Rp120 ribuan per bulan. Upaya untuk meningkatkan pendapatan Twitter itu malah membuat saham perusahaan turun tajam sejak dia mengambil alih perusahaan dan memberhentikan sekitar tiga perempat tenaga kerja untuk memotong biaya dan mencegah kebangkrutan.

Pengiklan sejak itu membatasi investasi mereka di Twitter, sebagian karena perubahan yang memungkinkan lebih banyak konten yang terkadang penuh kebencian dan pedas yang menyinggung sebagian besar audiens layanan. Musk baru-baru ini mempekerjakan eksekutif lama NBC Universal Linda Yaccarino untuk menjadi CEO Twitter dalam upaya menarik kembali pengiklan.

(DKH)

SHARE