Elon Musk Hampir Jual Tesla ke Google Seharga Rp170 Triliun, Ini Ceritanya
Perjalanan bisnis Elon Musk tidak selamanya mulus. Dia sempat hampir menjual Tesla, perusahaan mobil listrik kebanggaannya.
IDXChannel - Perjalanan bisnis Elon Musk tidak selamanya mulus. Dia sempat hampir menjual Tesla, perusahaan mobil listrik kebanggaannya.
Dilansir dari Benzinga pada Rabu (7/2/2024), buku biografi berjudul Elon Musk: Tesla, SpaceX, and the Quest for a Fantastic Future yang ditulis Ashlee Vance menceritakan peristiwa tersebut secara rinci. Musk hampir menjual Tesla kepada raksasa teknologi Google dengan harga USD11 miliar atau sekitar Rp170 triliun pada 2013.
Pada saat itu, Tesla menghadapi berbagai masalah, termasuk mobil yang penuh dengan bug dan penurunan penjualan yang tajam.
Perusahaan ini memperkenalkan mobil listrik Model S pada 2012, sebuah kendaraan yang memiliki fitur yang setara dengan mobil mewah di pasaran tetapi dikritik karena kurangnya fungsi dasar seperti sensor parkir. Masalah seperti gagang pintu yang tidak nyaman dan isu cacat estetika semakin merusak reputasi mobil listrik itu.
Ketika situasi keuangan Tesla mencapai titik kritis, Musk mencari bantuan dari salah satu pendiri Google dan temannya saat itu, Larry Page. Musk mengusulkan agar Google membeli Tesla seharga USD6 miliar, dengan tambahan USD5 miliar untuk perluasan pabrik. Musk mengajukan sejumlah syarat antara lain Google tidak membubarkan Tesla dan Musk mempertahankan kepemimpinannya selama delapan tahun atau hingga produksi mobil generasi ketiga.
Ketika negosiasi dengan Google sedang berlangsung, keadaan Tesla mulai membaik secara drastis. Lonjakan penjualan dan lancarnya produksi menyebabkan Tesla membukukan laba kuartal pertamanya.Perbaikan kondisi ini diikuti dengan kenaikan harga saham yang signifikan, memungkinkan Tesla membayar kembali pinjamannya dan menghindari kebangkrutan. Akibatnya, Musk mengakhiri diskusi dengan Google.
"Musk tidak lagi membutuhkan penyelamat," tulis Vance di bukunya.
Meski gagal membeli Tesla, Google tetap memiliki ambisi di sektor otomotif, khususnya pada teknologi mengemudi otonom dan robotika. Hal ini menelurkan Waymo, sebuah entitas berbeda di bawah payung Alphabet. (WHY)