Technology

Elon Musk Ternyata Pernah Nyaris Tabrakan saat Jajal Teknologi Otonom Tesla

Wahyu Sibarani 18/09/2023 06:08 WIB

CEO Tesla Elon Musk ternyata pernah nyaris celaka saat mencoba teknologi otonom Tesla, Full Self Driving (FSD).

Elon Musk Ternyata Pernah Nyaris Tabrakan saat Jajal Teknologi Otonom Tesla

IDXChannel - CEO Tesla Elon Musk ternyata pernah nyaris celaka saat mencoba teknologi otonom Tesla, Full Self Driving (FSD) bernama Autopilot

Hal ini terungkap dalam buku biografi terbaru Elon Musk yang dibuat oleh penulis Walter Isaacson yang kemudian dikutip oleh Futurism, Senin (18/9/2023).

Dalam buku itu disebutkan Elon Musk selalu terlibat langsung dalam percobaan teknologi terbaru yang akan diterapkan di mobil-mobil listrik Tesla, termasuk teknologi otonom Autopilot.

Saat mencoba teknologi baru itu Elon Musk justru nyaris mengalami tabrakan. 

"Di sebuah tikungan antarkota 405, teknologi Autopilot tiba-tiba salah membaca jalan karena marka yang memudar. Mobil membelok ke arah berlawan dan hampir menabrak kendaraan dari arah berlawanan," tulis Walter Isaacson dalam buku tersebut.

Waktu itu Elon Musk marah besar. Dia langsung datang ke kantor Tesla dan mulai mengusir para insinyur yang dianggap gagal membuat teknologi otonom yang aman buat pengemudi.

"Bikin sesuatu yang benar," kata Musk sambil marah-marah, dikutip dari buku biografi berjudul Elon Musk.

Bagi yang pernah bekerja sama dengan orang terkaya di dunia ini, menurut Isaacson, tentu sangat tahu bagaimana sikap Musk di perusahaan. Dia dikenal sebagai pribadi yang kuat dan frontal setiap kali bekerja.

Jadi Musk marah-marah soal pekerjaan bukan hal asing bagi karyawan Tesla. Hanya saja, menurut Futurism, saat itu kesalahan yang dilakukan Autopilot terjadi karena keinginan Musk yang tidak sesuai dengan saran para insinyur Tesla.

Musk saat itu ingin mengandalkan teknologi sensor di Tesla. Sebaliknya para insiyur Tesla justru ingin agar Autopilot terbentuk dengan mengandalkan teknologi deteksi cahaya dan jangkauan, atau LiDAR.

LiDAR pada dasarnya merupakan radar yang menggunakan cahaya. Pesaing Tesla, termasuk Google Waymo, telah lama memanfaatkannya untuk membantu mobil otonom mereka "melihat” kondisi jalan.

Hanya saja Musk enggan untuk menggunakan LiDAR karena beberapa pertimbbangan, salah satunya masalah biaya. LiDAR jauh lebih mahal ketimbang sensor dan akan berpengaruh pada harga mobil listrik Tesla.

“Ada kesenjangan antara tujuan Elon Musk dan kemungkinannya,” kata wakil presiden senior Tesla Andrew Baglino kepada Isaacson. 

"Dia hanya tidak menyadari tantangannya," tambah Baglino.

Musk saat itu tetap bersikeras bahwa sensor adalah hal yang paling masuk akal. Dia bahkan menyamakan sensor seperti mata manusia. Menurutnya, mobil bisa dikemudikan karena manusia memiliki dua mata.

"Jelas bahwa menurutnya kami pada akhirnya harus dapat mengandalkan penglihatan kamera saja,” kenang seorang insinyur muda yang bergabung pada 2014, seperti dikutip dalam biografi tersebut.

Hingga kini teknologi Autopilot di mobil-mobil listrik Tesla memang mengandalkan kamera dan sensor. Hanya saja untuk mendapatkan tingkat keamanan yang sangat baik, jumlah sensor dan kamera yang digunakan sangat banyak.

(RNA)

SHARE