Technology

Hati-Hati Serangan Siber Diprediksi Lebih Marak di 2023

Yusuf Emar 14/02/2023 08:28 WIB

Peningkatan volume serangan dunia maya selama setahun ke depan, laporan tersebut menyoroti bahwa alat yang sah digunakan orang, akan dimanipulasi oleh penjahat

Hati-Hati Serangan Siber Diprediksi Lebih Marak di 2023. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Peningkatan volume serangan dunia maya selama setahun ke depan, laporan tersebut menyoroti bahwa alat yang sah digunakan orang, akan dimanipulasi oleh para penjahat dunia maya di tahun 2023.

Intelijen Cabang Ancaman dari Check Point Software Technologies, telah menerbitkan Laporan Keamanan 2023 dengan tiga temuan utama. Laporan tersebut mengatakan, bahwa hacktivism (Peretasan + Aktivisme) yang berarti peretasan untuk tujuan politi atau sosial, akan meningkat di tahun 2023.

Laporan itu juga menyebutkan, ketika batas antara operasi dunia maya yang disponsori negara dan hacktivism menjadi semakin 'bias', aktivis peretas yang tidak berafiliasi dengan negara kelompok pun menjadi lebih terorganisir dan efektif dibanding sebelumnya.

Peneliti mengungkap, bahwa pemerasan ransomware pun dikatakan akan meningkat di tahun ini, dan peretas akan fokus pada penghapusan data serta deteksi eksfiltrasi.

"Operasi ransomware menjadi lebih menantang untuk diatribusikan dan dilacak, dan mekanisme perlindungan yang ada yang didasarkan pada pendeteksian aktivitas enkripsi mungkin menjadi kurang efektif," tulis laporan tersebut, seperti yang dikutip dari gadgetsnow.

Dalam laporannya, Maya Horowitz selaku VP Research di Check Point Research juga menjelaskan, bahwa akan ada peningkatan serangan pada jaringan berbasis cloud.

"Tidak diragukan lagi kita akan melihat peningkatan volume serangan selama dua belas bulan ke depan. Migrasi cloud telah menciptakan permukaan serangan yang lebih luas untuk penjahat dunia maya, dan alat sah yang kita semua gunakan akan dimanipulasi lebih lanjut oleh penjahat dunia maya," ucap Maya Horowitz.

Menurut Maya, Hal itu dibuktikan dalam kasus ChatGPT, di mana penjahat siber Rusia mencoba melewati batas API OpenAI dan mendapat akses ke chatbot untuk alasan jahat.

Sebagai informasi, serangan siber di tahun 2022 mencapai rekor tertinggi sepanjang masa. Hal tersebut disebabkan karena adanya perang Rusia-Ukraina.

Selain itu, pendidikan dan penelitian pun tetap menjadi sektor yang paling dasar. Namu, serangan terhadap sektor kesehatan mencatat, terdapat peningkatan sebanyak 74 persen dari tahun ke tahun.

Menurut laporan tersebut, serangan siber meningkat sebesar 38 persen pada tahun 2022 dibanding tahun sebelumnya. Pada tahun tersebut, rata-rata serangan mingguan per organisasi tercatat terdapat 1.168 serangan.

(SLF)

SHARE