Ini yang Bikin Masyarakat Takut Pakai Kendaraan Listrik
Salah satu alasan yang paling banyak dijumpai adalah mereka takut tersetrum ketika menggunakan kendaraan listrik.
IDXChannel - Pemerintah terus menggencarkan tren kendaraan listrik agar tercapai target netral karbon pada 2060. Namun, kurangnya sosialisasi membuat masyarakat di Tanah Air masih enggan untuk beralih ke kendaraan listrik.
Salah satu alasan yang paling banyak dijumpai adalah mereka takut tersetrum ketika menggunakan kendaraan listrik. Kekhawatiran mobil alami korsleting saat melewati genangan cukup tinggi juga masih mengintai masyarakat.
Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata dan Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI Pusat Djoko Setijowarno mengatakan, hal tersebut merupakan sifat alamiah manusia jika belum mendapatkan pemahaman secara matang.
“Ini terjadi karena kurangnya sosialisasi. Sangat wajar masyarakat mempertanyakan hal tersebut. Jadi pemerintah harus mensosialisasikan bagaimana cara kerja mobil listrik, apa yang dilakukan jika baterainya rusak, di mana pengisian baterai. Ini harus disampaikan dengan baik,” kata Djoko kepada MNC Portal, Sabtu (15/10/2022)
Menurut Djoko, mitigasi juga perlu menjadi perhatian pemerintah yang harus disampaikan kepada masyarakat. Hal ini mencakup apa yang perlu dilakukan ketika terjadi kecelakaan agar tidak tersetrum.
Pasalnya, ketika terjadi kecelakaan besar kemungkinan paket baterai akan terbuka dan arus listrik yang dikeluarkan bisa menyambar ke seluruh bodi mobil yang masih terbuat dari metal.
“Kalau hanya mengkampanyekan soal ramah lingkungan tidak akan nyangkut ke masyarakat. Terpenting adalah menyampaikan seberapa aman kendaraan listrik tersebut dan baterai yang digunakan,” ujar Djoko.
“Terutama di Jakarta yang sering terendam banjir. Sosialisasi itu perlu, mengingat produsen pastinya sudah memikirkan risiko tersebut. Saya kira masyarakat kita kurang mendapatkan pemahaman itu," imbuh dia.
Permasalahan lainnya adalah infrastruktur yang belum memadai sehingga masyarakat enggan beralih ke kendaraan listrik. Djoko Setijowarno mengatakan saat ini pemerintah Indonesia hanya memikirkan Pulau Jawa saja.
“Listrik di luar Jawa-Bali saja masih sangat terbatas, bagaimana mau minta masyarakat pindah ke kendaraan listrik. Misal di Morowali daerah penghasil nikel, yang merupakan salah satu bahan baku baterai, di sana masih cukup tertinggal,” ucapnya.
Djoko menyampaikan seharusnya pemerintah Indonesia menggencarkan kendaraan listrik untuk transportasi umum. Menurutnya, itu akan menjadi contoh yang sangat bagus bagi masyarakat.
“Seharusnya untuk di daerah-daerah di luar Jawa-Bali pemerintah memperkenalkan kendaraan listrik dengan transportasi umum. Misal bus listrik, itu akan sangat bagus dan masyarakat akan bisa menilai sendiri manfaat yang diberikan,” ungkapnya.
(DES)