Intel Putuskan PHK 15 Ribu Karyawan usai Rugi Rp26 Triliun
Intel akan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap lebih dari 15 ribu karyawan dalam rangka penghematan biaya agar kompetitif dengan rival-rivalnya.
IDXChannel - Intel akan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap lebih dari 15 ribu karyawan dalam rangka penghematan biaya agar kompetitif dengan rival-rivalnya.
Kinerja Intel tertekan pada kuartal II-2024 sehingga membuat perusahaan teknologi itu memangkas 15 persen dari total tenaga kerja yang mencapai 14.800 orang.
Keputusan PHK tersebut diumumkan usai CEO Intel, Pat Gelsinger mengatakan kepada investor dan pegawai bahwa perusahaan berencana melakukan restrukturisasi demi menekan biaya. Proses layoff tersebut ditargetkan bisa tuntas di akhir tahun.
Pada kuartal II-2024, Intel rugi hingga USD1,6 miliar atau setara Rp26 triliun. Kerugian tersebut terjadi setelah pendapatan Intel anjlok hingga USD24 miliar.
"Ini berita menyakitkan yang mesti saya sampaikan," ujar Gelsinger lewat memo dikutip dari The Washington Post, Jumat (2/8/2024), k
Sepanjang tahun lalu, Intel merekrut 10 persen pegawai tambahan. Hal tersebut dinilai Gelsinger mengancam keberlangsungan perseroan.
"PHK tersebut lebih besar dari yang saya perkirakan, terutama setelah perusahaan merekrut cukup banyak pegawai dalam beberapa tahun terakhir," kata Founder Moor Insights & Strategy, Patrick Moorhead.
Kedigdayaan Intel sebagai perusahaan semikonduktor terbesar di dunia telah hilang setelah perusahaan-perusahaan kompetitor, terutama Nvidia telah melampaui Intel di sektor kecerdasan buatan (artificial intelligence atau AI).
Namun, kompetitor Intel tersebut kebanyakan membangun basis manufaktur di luar AS, terutama lewat Taiwan Semiconductor Manufacturing Co. Kebijakan Presiden Joe Biden lewat program Chips for America bakal menguntungkan Intel yang sebagian besar basis produksinya ada di AS.
Perusahaan yang bermarkas di Saint Clara, California itu akan memperoleh hibah dari pemerintah senilai USD8,5 miliar plus pinjaman USD11 miliar untuk membantu Intel untuk mengembalikan seluruh produksinya ke Negeri Paman Sam.
Pabrik baru Intel di AS diperkirakan menyerap 10 ribu tenaga kerja di sektor manufaktur dan 20 ribu di sektor konstruksi. Sementara pemangkasan karyawan akan menghemat biaya hingga USD10 miliar di 2025.
(Rahmat Fiansyah)