Technology

Karyawan Twitter Pusing, Elon Musk Tolak Bayar Tagihan Vendor

Indah Mulyani 25/11/2022 19:19 WIB

Sejumlah pegawai Twitter pusing karena CEO Elon Musk menolak bayar tagihan dari sejumlah vendor.

Karyawan Twitter Pusing, Elon Musk Tolak Bayar Tagihan Vendor(Dok.MNC)

IDXChannel - Berbagai penghematan besar-besaran dilakukan CEO Twitter baru Elon Musk setelah mengakuisisi Twitter senilai USD 44 miliar. 

Dilansir dari laman Livemint, Jumat (25/11/2022) yang mengutip New York Times, pasca PHK massal Elon juga dikabarkan menolak membayar tagihan dari sejumlah vendor perjalanan yang sudah ditagihkan sebelum ia mengakuisisi.

Nilainya pun mencapai "jutaan dolar AS" dan membuat sejumlah karyawan Twitter kewalahan karena harus menghadapi tagihan para vendor tersebut. 

Laporan New York Times juga menyebutkan bahwa staf Twitter sejak saat itu selalu menghindar saat ada petugas penagih dari sejumlah vendor perjalanan.

Berdasarkan informasi yang ada dalam laporan tersebut, Elon Musk merasa tidak menandatangani tagihan perjalanan yang dikeluarkan oleh mantan eksekutif Twitter sebelumnya.  

Belum diketahui alasan yang jelas di balik pemotongan bujet perusahaan dari Elon Musk, termasuk dengan PHK pada separuh jumlah tenaga kerja global serta melakukan audit menyeluruh terhadap semua jenis biaya lain di perusahaan.

Diketahui dari laporan NYT, kartu kredit korporat karyawan Twitter juga telah dinonaktifkan. Bukan cuma itu, sebelumnya Elon Musk juga memangkas biaya infrastruktur dasar Twitter, real estate, dan bahkan makanan mewah di kafetaria kantor. 

Langkah "ngeri" Elon juga langsung tampak di hari pertama saat mengakuisisi Twitter. Tak tanggung-tanggung, pada hari pertama, dirinya langsung memecat tiga petinggi Twitter sebelumnya.

Musk memberhentikan CEO Twitter Parag Agrawal, CFO Ned Segal dan Kepala Urusan Kebijakan dan Hukum Twitter, Vijaya Gadde, sebagaimana dikatakan oleh sejumlah pihak yang mengetahui masalah tersebut kepada Reuters, Jumat (28/10). 

Pemecatan ini terjadi lantaran Musk menuduh ketiga orang tersebut menyesatkan dirinya dan investor Twitter dengan memberikan data yang tidak akurat perihal jumlah akun palsu di platform media sosial itu.

Penulis: Savira Agustin

(IND) 

SHARE