Technology

Komdigi Dorong Indonesia Ikut Tentukan Aturan Main AI Secara Global

M Fadli Ramadan 17/09/2025 22:10 WIB

Indonesia tidak boleh hanya menjadi konsumen dalam percaturan kecerdasan artifisial atau artificial intelligence (AI) dunia.

Komdigi Dorong Indonesia Ikut Tentukan Aturan Main AI Secara Global. (Foto Istimewa)

IDXChannel - Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria menegaskan Indonesia tidak boleh hanya menjadi konsumen dalam percaturan kecerdasan artifisial atau artificial intelligence (AI) dunia. Seharusnya, Indonesia ikut membuat aturan AI secara global.

Di tengah persaingan Amerika Serikat (AS) dan China, kata dia, Indonesia perlu hadir untuk ikut menentukan ekosistem AI global agar lebih adil bagi negara berkembang. Sebab, perkembangan AI kini dipicu oleh rivalitas dua kekuatan besar.

"Hari ini kita menyaksikan arm race antara Amerika Serikat dan China. Kalau kita terlambat masuk, maka negara-negara Global South, termasuk Indonesia, hanya akan jadi konsumen. Itu yang terjadi pada regulasi nuklir dan ruang angkasa, aturan hanya ditentukan negara maju," kata Nezar dalam keterangan resmi, Rabu (17/9/2025).

Wamenkomdigi menegaskan Indonesia sudah mengambil langkah awal dengan menggandeng UNESCO. Diharapkan Indonesia dapat menjadi pemain penting dalam menentukan aturan AI.

"Kabar baiknya, Indonesia adalah negara pertama di ASEAN yang merampungkan dokumen readiness assessment untuk adopsi AI yang dipromosikan UNESCO. Dokumen ini menyatakan kita punya potensi besar, tapi adopsi teknologinya harus dipacu," ujarnya.

Nezar menjelaskan, rencana pemerintah menyiapkan kebijakan nasional yang lebih kuat. Komdigi saat ini sedang menyiapkan national roadmap untuk AI. 

"Dokumen ini akan dituangkan dalam bentuk Peraturan Presiden. Harapannya bisa terbit awal tahun depan. Dengan roadmap ini, kita bisa mengarahkan pengembangan emerging technologies agar sejalan dengan Visi Indonesia Emas 2045," kata dia.

Wamenkomdigi menekankan posisi Indonesia harus lebih berani. Sehingga Indonesia tidak hanya jadi pengguna, tapi jadi pemain. 

"Dengan sumber daya kritis seperti nikel, dengan pasar besar, dan dengan roadmap nasional, Indonesia punya modal. Yang penting sekarang adalah berani menentukan arah, tidak hanya menjadi pengikut," ujarnya.

(Dhera Arizona)

SHARE