Technology

Laba Alibaba Anjlok 86 Persen meski Pendapatan Melebihi Ekspektasi

Febrina Ratna 15/05/2024 15:20 WIB

Laba Alibaba anjlok sebesar 86% menjadi 3,27 miliar yuan atau setara USD452 juta dibandingkan dengan 23,52 miliar yuan pada tahun lalu.

Laba Alibaba Anjlok 86 Persen Meski Pendapatan Melebihi Ekspektasi. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Alibaba Group Holding Tiongkok mengumumkan pada Selasa (14/5/2024) bahwa labanya anjlok sebesar 86% menjadi 3,27 miliar yuan atau setara USD452 juta dibandingkan dengan 23,52 miliar yuan pada tahun lalu.

Hal itu terjadi karena perubahan nilai investasi ekuitas. Di sisi lain, LSEG melaporkan Grup Alibaba mencetak pendapatan sebesar 221,87 miliar yuan dalam tiga bulan yang berakhir pada 31 Maret 2024, lebih tinggi dari perkiraan konsensus sebesar 219,66 miliar yuan.

Untuk pendapatan triwulanan pada cabang perdagangan domestiknya, yakni Taobao dan Tmall Group, meningkat 4% dibandingkan tahun lalu dengan volume pesanan meningkat dua digit.

Pendapatan perdagangan domestik Alibaba dalam beberapa kuartal terakhir telah dibayangi oleh pertumbuhan besar untuk platform dengan harga rendah dan fokus pada diskon seperti PDD Holdings (PDD.O), Pinduoduo, dan Douyin milik ByteDance.

“GMV dan pertumbuhan pesanan Taobao dan Tmall yang kuat sangat mengesankan mengingat tantangan dari pesaing dan kondisi pasar,” kata Jacob Cooke, CEO konsultan e-commerce WPIC Marketing + Technologies, seperti dilansir dari Reuters, Selasa (14/5/2024).

Dari segi pangsa pasar, grup e-commerce terbesar di China itu mengalami tahun yang penuh gejolak sejak mengumumkan perombakan terbesar dalam 25 tahun sejarahnya pada Maret tahun lalu, dengan memecah bisnisnya menjadi enam unit dan memfokuskan kembali pada bisnis intinya, termasuk e-commerce domestik.

Selain itu, konsumen di China telah melakukan pembelanjaan dengan hati-hati setelah pandemi COVID-19 di tengah perlambatan ekonomi dan kemerosotan properti yang berkepanjangan.

Dengan kondisi tersebut, fokus Alibaba kepada barang-barang murah untuk mendorong belanja konsumen yang berhati-hati membantu meningkatkan penjualan e-commerce domestik, dan mendorong pertumbuhan pendapatan keseluruhan sebesar 7% pada kuartal I-2024.

Para analis memperkirakan pertumbuhan yang kuat dari cabang perdagangan digital internasional Alibaba, mengingat investasinya dalam membangun pangsa pasar global dan selera konsumen global terhadap barang-barang murah dari China.

Data LSEG menunjukkan segmen ini menghasilkan pertumbuhan sebesar 45%, dibandingkan dengan perkiraan kenaikan pendapatan sebesar 39%. Perusahaan juga mengalami kerugian hampir dua kali lipat menjadi 4,1 miliar yuan (USD567 juta) dari 2,2 miliar pada tahun lalu karena perusahaan tersebut melakukan investasi besar-besaran untuk menjaga harga tetap kompetitif dan mempersingkat waktu pengiriman.

Bisnis "inti" grup lainnya, yaitu divisi cloud, memperoleh pendapatan terkait AI dari pelanggan eksternal, sebuah bisnis yang relatif baru, tumbuh tiga digit dari tahun ke tahun.

Dengan kinerja tersebut, saham Alibaba turun 5,6% di awal perdagangan New York. Ketua Joe Tsai mengatakan kepada analis dalam panggilan pasca-pendapatan perusahaan melihat “tanda-tanda awal” meningkatnya kepercayaan.

“Kami telah melihat perkembangan positif pada beberapa barang pilihan seperti pakaian jadi dan elektronik,” katanya.

“Kami tahu konsumen China mempunyai kemampuan untuk berbelanja, namun kemauan untuk berbelanja mencerminkan keyakinan mereka terhadap masa depan,” sambungnya.

Di sisi lain, perusahaan juga mengumumkan akan menghidupkan kembali rencana yang pertama kali diajukan pada 2022 untuk meningkatkan pencatatan sekundernya di Hong Kong menjadi pencatatan primer, sambil mempertahankan pencatatan primernya di New York. Mereka bertujuan untuk menyelesaikan pencatatan dual-primer ini pada Agustus 2024.

(FRI)

SHARE