Technology

Laba Intel di Kuartal III-2025 Lampaui Ekspektasi, Sahamnya Melonjak 7 Persen

Febrina Ratna Iskana 24/10/2025 07:41 WIB

Saham Intel (INTC) melonjak hingga 7 persen usai produsen chip tersebut melaporkan laba dan pendapatan kuartal III-2025 yang melampaui ekspektasi Wall Street.

Laba Intel di Kuartal III-2025 Lampaui Ekspektasi, Sahamnya Melonjak 7 Persen. (Foto: Justin Sullivan via Getty Images)

IDXChannel - Saham Intel (INTC) melonjak hingga 7 persen setelah penutupan perdagangan pada Kamis (24/10/2025) usai produsen chip tersebut melaporkan laba dan pendapatan kuartal III-2025 yang melampaui ekspektasi Wall Street.

Intel melaporkan pendapatan sebesar USD13,7 miliar untuk tiga bulan yang berakhir 27 September 2025, lebih tinggi dari USD13,15 miliar yang diperkirakan oleh analis yang dilacak oleh Bloomberg dan USD13,28 miliar pada tahun sebelumnya.

Sementara itu, laba per saham yang disesuaikan mencapai USD0,23, di atas USD0,01 yang diproyeksikan oleh Wall Street. Perusahaan melaporkan kerugian sebesar USD0,46 selama periode yang sama pada 2024.

CEO Lip-Bu Tan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa "AI mempercepat permintaan komputasi dan menciptakan peluang menarik di seluruh portofolio kami," termasuk bisnis manufaktur perusahaan.

"Kami yakin kami berada di posisi yang tepat untuk memainkan peran yang lebih signifikan dalam AI," tambah kepala hubungan investor Intel, John Pitzer, dalam sebuah wawancara dengan Yahoo Finance.

Intel memproduksi CPU, atau chip komputer tradisional, yang digunakan bersama chip AI di server pusat data untuk mendukung perangkat lunak kecerdasan buatan. CPU-nya juga digunakan di komputer, termasuk PC AI.

Perusahaan tersebut mengatakan bahwa mereka memperkirakan EPS yang disesuaikan pada kuartal keempat sebesar USD0,08, lebih rendah dari USD0,10 per saham yang diperkirakan oleh para analis, berdasarkan data konsensus Bloomberg.

Intel memperkirakan pendapatan sebesar USD13,3 miliar di titik tengah kisaran proyeksinya, di bawah USD13,4 miliar yang diperkirakan.

Intel mengatakan bahwa proyeksi kuartal keempatnya di bawah perkiraan analis karena proyeksi perusahaan tidak memasukkan pendapatan dari Altera, sebuah perusahaan semikonduktor milik Intel yang sebagian didivestasikan oleh perusahaan tersebut pada kuartal ketiga.

Laporan keuangan kuartal ketiga Intel menyusul serangkaian investasi besar dari pemerintah AS, Nvidia (NVDA), dan SoftBank (9984.T). Pemerintah mengambil 9,9 persen saham di produsen chip tersebut pada akhir Agustus, sementara investasi Nvidia sebesar USD5 miliar setara dengan kepemilikan saham sebesar 4 persen.

Investasi tersebut memperkuat neraca keuangan Intel dan harapan investor akan pemulihan di bawah kepemimpinan CEO baru Lip-Bu Tan.

Namun, para analis dan investor mengatakan investasi tersebut tidak banyak mengubah kondisi segmen manufaktur pihak ketiga Intel yang sedang kesulitan. Intel selalu memproduksi chipnya sendiri, tetapi membuka bisnisnya untuk pelanggan eksternal pada 2021.

Intel Foundry Services, divisi manufaktur Intel, melaporkan kerugian operasional sebesar USD2,3 miliar untuk kuartal ketiga, lebih besar dari perkiraan USD2,2 miliar tetapi merupakan perbaikan dari kerugian USD5,8 miliar pada tahun sebelumnya.

Analis utama Creative Strategies, Ben Bajarin, mengatakan kepada Yahoo Finance bahwa, secara keseluruhan, hasil Intel pada Kamis merupakan alasan untuk optimisme yang hati-hati ke depannya.

Wall Street khawatir bahwa pengeluaran besar untuk segmen yang relatif baru itu mungkin tidak membuahkan hasil. Sejauh ini, bisnis tersebut gagal menarik komitmen substansial dari pelanggan eksternal.

Namun, para pembuat kebijakan sangat berinvestasi dalam kesuksesan perusahaan karena signifikansi geopolitiknya: Sebagian besar chip komputasi dunia dibuat di Taiwan, dan Intel adalah satu-satunya produsen semikonduktor canggih berskala besar yang berbasis di AS.

Salah satu yang mempersulit jalan bagi bisnis ini yaitu kenyataan bahwa Intel tidak lagi mempromosikan proses produksi chip 18A terbarunya sebagai cara untuk menarik pelanggan eksternal. Laporan awal menunjukkan bahwa Nvidia dan Broadcom (AVGO) sedang menguji teknologi tersebut, tetapi kesepakatan dengan kedua perusahaan tersebut gagal terwujud.

Sebaliknya, Intel telah beralih menggunakan 18A terutama untuk produk internalnya sendiri, termasuk chip Core Ultra seri 3 untuk konsumen dan chip pusat data generasi berikutnya Xeon 6+, yang dijadwalkan diluncurkan pada paruh pertama 2026.

Intel kini berfokus untuk menarik pelanggan melalui proses manufaktur canggih generasi berikutnya, yang dijuluki 14A.

"Kami sangat senang dengan umpan balik yang kami terima terkait keterlibatan pelanggan awal. Sejujurnya, pencapaian kami saat ini pada 14A jauh lebih baik daripada pencapaian kami pada periode yang sama dalam pengembangan 18A,” ujar VP Corporate Planning & Investor Relations Intel, John W Pitzer dikutip dari Yahoo Finance, Jumat (24/10/2025).

(Febrina Ratna Iskana)

SHARE