Technology

Laba Microsoft Menunjukkan Perbaikan di Kuartal II 2023

Dian Kusumo 28/04/2023 15:03 WIB

Pada Kamis lalu, sebuah produsen chip asal California, Amerika Serikat, Intel Corp. (INTC.O) mengumumkan merosotnya margin kotor akan membaik kuartal II.

Laba Microsoft Menunjukkan Perbaikan di Kuartal II 2023. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Pada Kamis lalu, sebuah produsen chip asal California, Amerika Serikat, Intel Corp. (INTC.O) mengumumkan merosotnya margin kotor akan membaik pada paruh kedua di tahun ini, yang menjadi pertanda baik saat ekonomi sedang sulit sehingga membuat sahamnya naik 4 persen. 

Dilansir dari Reuters, Intel pun menambahkan pihaknya telah mengirimkan sejumlah chip yang telah lama tertunda, serta Chief Executive Pat Gelsinger mengungkapkan dirinya melihat munculnya tanda-tanda kestabilan di pasar PC, dimana Intel membangun reputasinya.

Menurut pendapatnya, ia "melihat beberapa tunas baru, meningkatkan stabilitas di pasar PC karena persediaan telah stabil," dan ia berharap perusahaan dapat mempertahankan posisinya di bisnis pusat data.

Melalui sebuah conference call dengan para investor, mereka memproyeksikan jika margin kotor disesuaikan dapat naik di atas 40% pada semester kedua, walaupun sempat mengalami titik terendah sepanjang sejarah pada semester pertama tahun ini. Kondisi tersebut cukup untuk mengatasi kekhawatiran terkait profitabilitas saat ini.

Terjadinya kemerosotan sekitar 30% terhadap pengiriman PC global pada kuartal pertama memberikan harapan kepada beberapa pakar industri chip bahwa penumpukan inventaris kini telah hilang, sehingga dapat membuka jalan bagi pesanan baru.

"Angka-angka tersebut menunjukkan bahwa Intel telah mengalami kondisi yang buruk, sehingga kuartal-kuartal berikutnya sangat bergantung pada pembelian teknologi korporat," ujar Glenn O'Donnell, seorang direktur riset Forrester. "Kami yakin belanja teknologi akan perlahan-lahan meningkat," tambahnya.

Melalui sumber yang sama, produsen chip yang berwarna biru tersebut terus meningkatkan aktivitas pengiriman chip pusat data terkuatnya, diberi nama kode Sapphire Rapids, dimana sebelumnya sempat tertunda selama lebih dari satu tahun. 

Perihal tertundanya pengiriman tersebut memberi kesempatan kepada saingannya, Advanced Micro Devices (AMD.O) serta pembuat CPU server berbasis ARM seperti Ampere Computing, untuk merebut pangsa pasar dari perusahaan tersebut.

Berdasarkan data Refinitiv, diperkirakan pendapatan kuartal kedua perusahaan ini berkisar di angka $12 miliar, angka tersebut melampaui estimasi konsensus analis sebesar USD11,75 miliar. Sedangkan menurut data yang sama, Intel, tengah berjuang untuk menghasilkan uang, diprediksi akan mengalami kerugian pada kuartal kedua sebesar 4 sen per saham, atau lebih buruk daripada laba 1 sen per saham yang diperkirakan oleh para analis.

Memburuknya profitabilitas Intel dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan bahwa margin kotor tidak disesuaikan pada kuartal pertama turun menjadi 34,2%, atau hampir setengah dari level tertingginya dalam beberapa dekade terakhir, yakni lebih dari 67% pada tahun 2010. 

Pihak perusahaan menargetkan penurunan lebih lanjut ke marjin laba kotor yang tidak disesuaikan sebesar 33,2% untuk kuartal kedua.

"Meskipun kami memahami bahwa para investor mungkin kecewa dengan prospek marjin laba kotor 2Q23, kami yakin bahwa marjin laba kotor Intel akan pulih pada 2H23 karena beban underutilisasi pabrik dan biaya awal produk baru akan berkurang," ucap Kinngai Chan, analis di Summit Insights Group.

Sementara itu, pada kunjungannya ke Beijing belum lama ini, Gelsinger menjelaskan dirinya telah mendiskusikan upaya Intel dalam mengakuisisi Tower Semiconductor (TSEM.TA) senilai 5,4 miliar dolar AS kepada para pejabat pemerintah China. Hingga saat ini, Intel masih menunggu persetujuan dari pemerintah Tiongkok guna merampungkan kesepakatan tersebut.

"Ini merupakan topik diskusi dalam banyak pertemuan yang saya lakukan di sana," papar Gelsinger. "Kami tidak memiliki pandangan yang jelas tentang kapan hal tersebut dapat terjadi, namun kami terus bekerja keras untuk mencapai persetujuan akuisisi tersebut," jelasnya.

Dari sumber yang sama, Ia menekankan bahwa pasar Tiongkok, sebagai pasar terbesar bagi Intel, kini tengah mendapatkan momentum serta adanya "dukungan dan antusiasme yang kuat" dari para pelanggan. Walaupun risiko geo-politik terus berlanjut, menurutnya "komunitas bisnis merupakan jembatan antara AS dan China yang menurut kami positif".

Setelah China mencabut aturan pandemi COVID, banyak CEO perusahaan teknologi besar di AS melakukan kunjungan ke negara tersebut. Pada kuartal pertama, pendapatan kuartal pertama sebesar $11,72 miliar sedikit melebihi estimasi $11,04 miliar. 

Pihak Intel menyebut kerugian yang disesuaikan sebesar 4 sen per saham, berada di atas ekspektasi analis dengan perkiraan kerugian yang disesuaikan sebesar 15 sen per saham.

(DKH)

SHARE