Technology

Mazda Belum Jualan Mobil Listrik di RI, Ternyata Ini Alasannya

M Fadli Ramadan 04/08/2024 10:09 WIB

Sejumlah brand mobil listrik telah meramaikan pasar Indonesia. Namun, Mazda belum menjual kendaraan listrik berbasis baterai.

Mazda Belum Jualan Mobil Listrik di RI, Ternyata Ini Alasannya (foto mnc media)

IDXChannel - Sejumlah brand mobil listrik telah meramaikan pasar Indonesia. Namun, Mazda sebagai salah satu produsen yang lama berada di industri otomotif Tanah Air belum menjual kendaraan listrik berbasis baterai.

Chief Operating Officer PT Eurokars Motor Indonesia (EMI), Ricky Thio mengatakan, ada sejumlah faktor yang membuat Mazda belum membawa varian kendaraan listrik. Salah satunya adalah saat ini sedang dalam tahap pengembangan dan mempelajari pasar.

"Kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) secara global baru ada mobilnya di China, tapi masih untuk pasar China saja. Secara global memang kita sedang mengembangkan EV," kata Ricky kepada wartawan di ICE BSD City, Tangerang, ditulis Minggu (4/8).

Mazda secara global diketahui telah memiliki rencana elektrifikasi pada seluruh model yang dipasarkannya di seluruh dunia. Tapi, produsen asal Jepang itu juga melihat karakter konsumen dan kesiapan dari sebuah negara dalam memasarkan mobil listrik.

"Sesuai arahan dari global, kita mau step by step dari HEV, PHEV, baru nanti ke EV. Untuk Indonesia, kita tidak bisa menentukan sendiri karena masih mengikuti arahan global," ujar Ricky.

Mazda sudah memperkenalkan MX-30 sebagai varian model mobil listrik pada ajang GIIAS 2023. Mobil listrik ini diharapkan jadi salah satu model yang dipasarkan Mazda di Indonesia karena dianggap sesuai dengan karakter konsumen Tanah Air.

Soal performa, MX-30 dibekali dengan teknologi e-Skyactive1 dengan penggerak roda depan. Motor listrik penggerak yang tertanam dapat menghasilkan tenaga 143 hp dan torsi puncak 264 Nm.

Kendaraan ramah lingkungan ini menggendong baterai lithium-ion berkapasitas 35,3 kWh yang dapat menempuh jarak sekitar 200 kilometer. Baterai ini sudah didukung pengisian DC atau fast charging dengan 0-80 persen hanya dalam 30-40 menit. Sedangkan metode pengisian AC 6,6 kW membutuhkan waktu 6-8 jam.

(Fiki Ariyanti)

SHARE