Menkomdigi Bertemu Tony Blair, Bahas Target 9 Juta Talenta Digital
Meutya Hafid berharap kolaborasi dengan TBI dapat memberikan layanan publik yang bisa dirasakan langsung masyarakat.
IDXChannel - Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid bertemu mantan Perdana Menteri Inggris, Tony Blair, dan tim Tony Blair Institute (TBI) untuk membahas strategi percepatan transformasi digital di Indonesia.
Meutya Hafid berharap kolaborasi dengan TBI dapat memberikan layanan publik yang bisa dirasakan langsung masyarakat.
Salah satu hal yang menjadi diskusi adalah program 9 juta talenta digital Komdigi. Ini merupakan target pemerintah Indonesia untuk menciptakan 9 juta talenta digital pada 2030.
"Jadi tadi amat luas pembicaraannya, kemudian masing-masing tim kami dan tim TBI akan kita kaji kembali dari berbagai concern atau isu tadi, mana yang akan kita prioritaskan untuk menjadi kerja sama antara kedua institusi," ujar Meutya di Kantor Komdigi, Jakarta, Senin (21/4/2025).
Target tersebut, kata Meutya, membutuhkan kolaborasi lintas sektor, termasuk pemerintah, perguruan tinggi, dan sektor swasta.
Peran berbagai pihak, termasuk dukungan dari instansi luar negeri diyakini dapat meningkatkan kualitas talenta digital.
Pihak TBI pun menyambut positif kemungkinan kolaborasi tersebut. Mereka menyatakan siap mendukung peran sentral Kemkomdigi dalam mendorong agenda transformasi digital Indonesia.
"Kami di sini dari TBI akan mendukung peran dari Komdigi. Untuk bisa tadi melakukan apapun sepenuhnya peran sentral dari Komdigi," ujar Indonesia Country Director for Tony Blair Institute for Global Change (TBI) Indonesia, Shuhaela Fabya Hagim.
Meutya mengatakan Tony Blair dan tim TBI membagikan sejumlah saran dan pandangan dari negara lain yang dinilai relevan untuk diadaptasi Indonesia terkait ekosistem digital. Namun, pendekatannya tetap harus disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan Indonesia.
"Namun demikian tadi masih bersifat pertemuan awal, kita akan bertemu lagi dengan tim beliau di sini untuk melihat nanti seperti apa kerja sama konkretnya," tutur Meutya.
(NIA DEVIYANA)