Microsoft: AI Perlu Diregulasi, Ini Alasannya
Artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan dianggap sebagai dua sisi mata pedang.
IDXChannel - Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan dianggap sebagai dua sisi mata pedang. Tidak bisa dipungkiri bahwa selain dapat memberikan manfaat, AI juga dikhawatirkan bisa menyebabkan kehancuran.
Hal ini pun disoroti dengan serius oleh Microsoft. Menurut raksasa teknologi yang didirikan oleh Bill Gates dan Paul Allen tersebut, sangat perlu dibuat regulasi untuk memastikan bahwa AI berjalan pada koridor yang tepat.
"Kalau kita gak regulate AI dan gak memiliki framework, itu akan menimbulkan bencana," ungkap National Technology Officer Microsoft Indonesia Panji Wasmana dalam diskusi bersama media pada Rabu (18/10/2023).
Panji menyampaikan, regulasi AI telah dijalankan di Amerika Serikat. Ia mengatakan bahwa sang presiden, Joe Biden telah mengundang para pemain AI untuk sama-sama memiliki komitmen pada AI yang bertanggung jawab.
Ia menyebut sangat mungkin AI bisa membawa hal buruk jika tidak diregulasi di Tanah Air. Terlebih saat ini Indonesia sedang tenggelam dalam euforia tahun politik, yang mana AI bisa digunakan untuk membuat disinformasi untuk tiap kubu saling serang.
"Penggunaan AI untuk kejahatan pada saat pemilu sangat mungkin terjadi. Kita dengan mudah melakukan disinformasi di dalamnya. Tugas kita bagaimana menjadi garda terdepan untuk meningkatkan awareness masyarakat," pungkas Panji.
Untuk diketahui, serangan siber sendiri terus meningkat seiring perkembangan zaman. Saat ini para penjahat sudah memanfaatkan AI yang dirancang khusus untuk aktivitas kejahatan di ranah digital, salah satunya WormGPT.
WormGPT merupakan modul AI dengan fitur di luar chatbot tradisional termasuk dukungan karakter tak terbatas, retensi memori obrolan, dan akan menjawab pertanyaan-pertanyaan bersifat ilegal. Chatbot AI yang satu ini banyak beredar di forum kejahatan dunia maya dan juga di dark web.
WormGPT diduga dilatih pada berbagai sumber data, terutama berkonsentrasi pada data terkait malware hingga membuatnya mampu menghasilkan email yang tidak hanya persuasif tetapi juga licik guna memuluskan serangan phishing yang canggih.
(DES)