Mobil Pakai BBM Campur Sawit 35 Persen, Apa Dampaknya?
Kendaraan 'mengonsumsi' BBM campur sawit 35 persen dapat menimbulkan dampak. Apa saja dampak dan solusinya?
IDXChannel - Pengamat otomotif sekaligus pakar kelistrikan dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Agus Purwadi mengatakan, pemilik kendaraan harus lebih memerhatikan kondisi mesinnya saat mengisi bahan bakar biodiesel B35. Pasalnya, ada risiko korosi dari penggunaan biofuel yang terus menerus.
“Di satu sisi, mungkin yang menjadi perhatian adalah dari sisi kendaraannya. B35 ini kan kadar airnya lebih tinggi jadi servisnya lebih sering. Jadi perawatannya harus lebih baik, setidaknya filter yang perlu lebih sering diganti,” ucap Agus kepada MNC Portal, Kamis (2/2/2023).
Menurut Agus, dari sisi energi, biodiesel B35 merupakan hal yang sangat baik karena mengurangi impor minyak mentah yang sangat besar. Pasalnya, saat ini mobil diesel menjadi idaman dan penjualannya meningkat dibandingkan 2021.
“Kalau dari datanya Gaikindo itu lebih dari 200 ribu unit mobil diesel terjual atau sepertiga dari total penjualan domestik 1 juta unit. Jadi, itu akan memperbaiki juga dan kita punya alternatif BBM," jelas Agus.
"Kita juga kan lagi ngembangin Bensa (Bensin Sawit) itu buat mobil bensin bukan diesel. Itu bagus juga karena Indonesia saja yang punya,” dia menambahkan.
Agus Purwadi berharap, pengembangan Bensa dapat dilakukan dalam waktu cepat. Ini akan mengurangi emisi lebih besar lagi jika dipadukan dengan teknologi elektrik atau mobil hybrid.
“Kalau dikombinasi dengan elektrik jadi lebih bagus. Kalau di hybrid, mesinnya bisa pakai biofuel. Itu dampak emisinya bisa lebih turun lagi. Sekarang juga kita sudah mengembangkan untuk avtur juga, bahan bakar pesawat terbang, karena ini keunggulan kita punya sawit yang memang produktif untuk bahan bakar,” terangnya.
Namun, Agus mengingatkan, untuk melakukan perawatan lebih cepat dibandingkan yang direkomendasikan pabrikan. Ini untuk menjaga mesin tetap memiliki kinerja maksimal.
(FAY)