Motor Listrik Polytron Segera Meluncur 2024, Harganya di Bawah Rp10 Juta?
Marketing Director Polytron Tekno Wibowo mengatakan, model baru yang akan diluncurkan bakal menyasar segmen berbeda.
IDXChannel – Polytron semakin serius dalam memasuki persaingan di industri otomotif, terutama motor listrik. Bahkan, salah satu perusahaan elektronik terbesar di Indonesia itu siap meluncurkan model terbaru kendaraan ramah lingkungan dalam waktu dekat.
Sebagai informasi, saat ini Polytron memiliki lini model motor listrik FOX-R dan T-Rex yang keduanya sudah masuk dalam program subsidi Rp7 juta. Kendati begitu, kedua motor listrik tersebut masih memiliki harga yang tinggi.
Marketing Director Polytron Tekno Wibowo mengatakan, model baru yang akan diluncurkan bakal menyasar segmen berbeda. Sehingga, harganya akan jauh lebih murah ketimbang yang sudah dipasarkan.
“Jadi kita mau luncurin di Desember itu tipe baru yang menyasar segmen berbeda. Ini akan menyasar segmen yang kebutuhannya kurang dari 60 kilometer sehari. Jadi harapannya nanti harganya bisa lebih murah, sewa baterainya juga lebih murah,” kata Tekno saat ditemui di Gedung iNews Tower, Jakarta, belum lama ini.
Untuk desainnya, Tekno mengatakan, modelnya akan serupa dengan yang sudah dimiliki Polytron. Tetapi, akan ada sedikit perubahan untuk menyesuaikan dengan harga jualnya dan membedakan dengan model sebelumnya.
“Untuk ukurannya kurang lebih sama dengan model FOX-R, cuma nanti ada sedikit modifikasi. Ya perubahan sedikit-sedikit biar mukanya ga sama-sama banget dengan yang sudah ada,” ujarnya.
Sekadar informasi, Polytron menjadi salah satu produsen motor listrik yang memiliki konsep sewa baterai. Cara ini dilakukan untuk menekan harga jual kendaraan roda dua ramah lingkungan tersebut, mengingat baterai menjadi komponen termahal.
Tekno mengungkapkan alasan pihak memilih untuk menerapkan sistem sewa baterai ketimbang swap atau penukaran baterai. Alasan utamanya adalah faktor teknis yang dapat memengaruhi performa motor listrik itu sendiri.
“Kita mau beda sama yang lain. Kita melihatnya sewa baterai itu yang paling menguntungkan buat konsumen karena harganya kan mahal. Swap itu masalahnya di sisi performa, karena kan dibatasin,” ungkapnya.
“Satu baterai swap itu 60 kilometer, nanti kita tidak bisa bikin motor yang performnya lebih bagus. Kalau tidak nanti tidak bisa di swap, makanya kita pilihnya sistem sewa,” tambah Tekno.
(YNA)