Technology

Musk Dituduh Antisemit, PM Israel Kunjungi Sang Bos X

Rianita Anggraini/Magang 22/09/2023 12:32 WIB

Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengunjungi California, Amerika Serikat (AS), untuk berdiskusi dengan miliarder eksentrik Elon Musk.

Musk Dituduh Antisemit, PM Israel Kunjungi Sang Bos X. (Foto: MNC Media)

 IDXChannel - Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengunjungi California, Amerika Serikat (AS), untuk berdiskusi dengan miliarder eksentrik Elon Musk tentang antisemitisme di media sosialnya X (dulu Twitter).

Sementara, Musk meminta untuk membahas perombakan peradilan di Israel. Keduanya juga membahas soal kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dalam siaran langsung yang terjadi pada Senin (18/9/23).

Dilansir dari federalnewsnetwork.com, Senin (18/9), kunjungan penting Netanyahu ke San Francisco Bay Area terjadi pada saat Musk menghadapi tuduhan menoleransi pesan-pesan antisemit di X, sedangkan Netanyahu menghadapi oposisi politik di dalam dan luar negeri. Para pengunjuk rasa berkumpul Senin pagi di luar pabrik Tesla di Fremont, California.

Agenda resmi pertemuan tersebut adalah mempertimbangkan kecerdasan buatan, di mana Netanyahu dan CEO Tesla sebagian besar sepakat mengenai perlunya mempertimbangkan manfaat teknologi terhadap risiko sosial.

Netanyahu mengatakan pengendalian AI yang lebih maju harus dimulai dengan mengajak negara-negara yang memiliki tujuan yang sama untuk menyetujui kode etik dan perilaku untuk mengembangkan teknologi.

Beralih ke perbincangan selanjutnya perihal antisemitisme, Netanyahu berharap kepada Musk bahwa dia dapat menemukan cara untuk menghilangkan antisemitisme dan bentuk kebencian lainnya di media sosialnya.

“Saya memberikan semangat kepada anda untuk menemukan solusinya karena ini merupakan hal yang sulit,” kata Netanyahu.

Musk menegaskan kembali kebijakan platform tersebut untuk tidak mempromosikan atau memperkuat ujaran kebencian.

Di bawah Musk, X mengubah aturannya sehingga postingan yang tidak pantas biasanya tidak dihapus, namun visibilitasnya dibatasi sehingga orang harus mencarinya jika ingin melihatnya.

Musk menyebutnya sebagai “kebebasan berbicara, bukan kebebasan menjangkau.”

Dalam percakapannya dengan Netanyahu, Musk juga meminta perdana menteri Israel tersebut untuk mengatasi masalah reformasi peradilan di Israel, yang menyebabkan protes luas di Israel dan Amerika Serikat.

Netanyahu mengatakan rencana perombakan peradilan diperlukan untuk mengekang kekuasaan hakim yang tidak dipilih, yang menurutnya bersifat liberal dan terlalu intervensionis.

Para kritikus mengatakan rencana tersebut merupakan perebutan kekuasaan yang akan menghancurkan sistem checks and balances dan mendorong negara tersebut menuju pemerintahan otokratis.

Tokoh-tokoh terkemuka dalam komunitas teknologi tinggi Israel yang berpengaruh telah memainkan peran penting dalam protes tersebut. Mereka mengatakan melemahnya sistem peradilan akan merugikan iklim bisnis di negara tersebut dan menjauhkan investasi asing. Nilai mata uang Israel, syikal, anjlok tahun ini sebagai tanda melemahnya investasi asing. (ADF)

SHARE