Orang Indonesia Main Gadget 8 Jam Sehari, Melebihi Rata-Rata Dunia
Rata-rata dunia hanya menggunakan ruang digital selama 6 jam 37 menit dalam sehari.
IDXChannel - Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan menyebut aktivitas digital orang Indonesia melebihi rata-rata dunia.
Rata-rata dunia hanya menggunakan ruang digital selama 6 jam 37 menit dalam sehari. Sementara orang Indonesia bisa mencapai 8 jam 36 menit dalam sehari.
"Orang Indonesia ini lucu juga. Aktivitas di ruang digital melebihi rata-rata dunia. Artinya ini banyak sekali dan kalau kita kurangi tidur, delapan jam, berarti 16 jam, itu kan separuhnya (aktivitas dilakukan) di ruang digital," ungkap pria yang kerap disapa Semy itu, Rabu (1/2/2023).
Dengan angka yang tinggi tersebut, Semuel mengatakan penting bagi masyarakat Indonesia untuk memiliki pengetahuan tentang risiko yang mungkin muncul di ruang digital. Salah satunya adalah risiko penipuan yang tak henti-hentinya mengancam.
Seperti diketahui, penipuan di ruang digital saat ini sudah semakin canggih dengan beragam metode yang digunakan. Terbaru adalah penipuan berkedok surat undangan nikah yang dikirim para penjahat lewat aplikasi perpesanan WhatsApp.
Di dalam surat undangan tersebut, para penjahat menyisipkan malware berbahaya dalam sebuah file berbentuk APK. Yang mana jika APK yang dikirimkan dibuka atau diinstall, maka akan menginfeksi perangkat dan pada akhirnya menimbulkan kerugian.
"Ini yang perlu ditingkatkan, literasi masyarakat, karena seal terakhir ada di mereka. Kami di Kementerian Komunikasi dan Informatika melakukan pemblokiran. Tapi kalau sudah penipuan itu targetnya bukan lagi umum tapi lebih spesifik," jelas Semuel.
Dengan kemampuan penjahat memahami karakter korban dengan social engineering, Semuel menyebut, mereka bisa dengan mudah mendapatkan data yang diperlukan. Untuk itu menurutnya Kominfo melakukan program literasi digital dengan empat pilar utama.
Pertama dijelaskan adalah digital skill. Dikatakan Semuel, masyarakat harus tahu menggunakan gadget dan aplikasi yang digunakannya. Ini berguna agar masyarakat bisa produktif dengan aplikasi lain, alih-alih hanya menggunakan sosial media saja.
Kemudian pilar yang kedua adalah digital safety. Semuel meminta agar masyarakat Indonesia mempunyai kemampuan untuk melindungi diri dari penjahat siber dan memiliki awareness atau kesadaran akan pentingnya menjaga diri agar terhindar dari kerugian.
"Ruang digital juga harus diisi dengan kultur Indonesia yang telah dibangun oleh nenek moyang. Di mana keramahan dan kesopanan dijunjung tinggi. Ruang digital harus sama dengan ruang fisik, jangan sampai ada dua karakter karena akan menimbulkan masalah sosial jangka panjang," katanya.
(DES)