Pabrikan Mobil Listrik China Perang Harga di RI, Ini Respons Hyundai
Industri otomotif Indonesia diramaikan dengan brand asal China yang menawarkan mobil listrik dengan harga murah.
IDXChannel - Industri otomotif Indonesia diramaikan dengan brand asal China yang menawarkan mobil listrik dengan harga murah. Hal ini sangat positif bagi konsumen tapi dapat berakibat buruk bagi produsen itu sendiri.
Chief Operating Officer (COO) PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) Fransiscus Soerjopranoto meminta brand asal China bersaing dengan positif. Mengingat, pasar mobil listrik di Indonesia sangat besar dan semua brand memiliki peluang untuk menguasai pasar.
"Itu pilihan dalam suatu market, jadi segmennya enggak harus di bawah. Mungkin mobil China memilih market di bawah ini, tapi Hyundai memilih market di menengah ke atas," kata Frans saat berkunjung ke Gedung iNews Tower, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Kamis (13/6/2024).
"Tapi ada juga seperti BMW Toyota itu mobil listrik memilih market yang ada di atas. Itu balik lagi pilihan dari masing-masing brand, masing-masing memilih market," lanjutnya.
Frans mengungkapkan pasar mobil listrik masih sangat besar, berbeda dengan pasar mobil dengan mesin pembakaran internal. Menurutnya, untuk bisa mengambil pasar harus mengeluarkan model yang jauh lebih baik dibandingkan yang sudah beredar di pasar.
"Sedangkan di pasar mobil listrik modelnya saja beda, bentuknya bervariasi. Jadi kalau kita lihat masuknya mobil listrik justru sebenarnya bagus untuk menambah volume mobil listrik. Karena sekarang komposisi ataupun kontribusi mobil listrik 2022 itu hanya 0,7 persen dari total market. Tahun 2023 hanya 2 pemain, Hyundai plus dengan Wuling itu bisa mencapai 1.9 persen. Sekarang up to Mei sekitar 2,6- 2,7 persen," jelasnya.
Sebagai informasi, pertumbuhan pasar mobil listrik di Indonesia mengalami peningkatan besar dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2021, mobil listrik hanya terjual sekitar 7 ribuan unit, pada 2022 meningkat menjadi 10 ribu, dan pada 2023 mencapai 17 ribu unit.
"Januari sampai Mei (2024) itu sudah 7 ribu unit. Jadi pasti ending mobil listrik di akhir tahun ini akan tembus 20-30 ribu unit, itu sudah pasti. Berarti kan lebih besar dari 17 ribu yang di tahun lalu. Itu bagus," katanya.
Menurut Frans, persaingan harga sangat wajar dilakukan oleh sebuah brand demi memikat konsumen. Tetapi, ia meminta untuk tidak saling membunuh dengan mematikan pasar brand lain demi meraup keuntungan lebih besar.
"Sayangnya, jangan sampai cannibalism. Kalau terjadi kanibalisme market itu enggak naik enggak seperti LCGC waktu itu pertama kali muncul. Itu langsung 1 juta. Harapannya jangan sampai saling memakan," ujarnya.
(SLF)