Penjualan Merosot, Apple Obral Diskon Gila-gilaan di China
Aksi 'jual mahal' sengaja dipilih Apple sebagai upaya untuk menjaga citra merek premium mereka.
IDX Channel - Apple menawarkan diskon sementara untuk iPhone dan produk lainnya di Cina, satu hal yang sangat jarang dilakukan oleh raksasa teknologi multinasional tersebut.
Langkah tak wajar ini terpaksa dilakukan oleh Apple, seiring dengan peta persaingan pasar smartphone di Asia yang sudah demikian ketat.
Seperti halnya yang nampak saat perayaan Tahun Baru Imlek, Apple lewat situs resminya yang khusus untuk pasar China, telah menawarkan potongan harga hingga 500 RMB (USD70) untuk seri terbaru iPhone.
Selain itu, produk andalan Apple, seperti Mac dan iPad, juga mengalami diskon, masing-masing sebesar 800 RMB (USD112) dan 400 RMB (USD56). Promo ini berlaku mulai 18 hingga 21 Januari 2024 mendatang.
Meski penjual pihak ketiga terkadang memberikan diskon untuk produk Apple, namun pihak Apple sendiri selama ini diketahui sangat jarang menawarkan penawaran atau penjualan dengan gimmick semacam itu.
Aksi 'jual mahal' ini sengaja dipilih Apple sebagai upaya untuk menjaga citra merek premium mereka, yang menjadi sangat penting karena mereka berupaya menarik pembeli kelas atas di China.
Penurunan harga iPhone ini terjadi kurang dari enam bulan setelah Huawei, perusahaan teknologi China, meluncurkan smartphone terbaru mereka, Mate 60 Pro.
Ponsel cerdas Huawei mendapat sambutan positif dari konsumen China, bahkan mencuri perhatian pejabat AS karena penggunaan chip canggihnya.
Pada periode yang sama dengan peluncuran smartphone unggulan Huawei, Wall Street Journal melaporkan bahwa China dikabarkan melarang pejabat pemerintah pusat menggunakan iPhone.
Namun, seorang juru bicara pemerintah China membantah bahwa China telah mengeluarkan undang-undang atau aturan resmi yang melarang penggunaan iPhone.
Penurunan harga iPhone di China pun mengundang pertanyaan baru mengenai permintaan terhadap produk Apple dalam waktu dekat di negara yang memiliki ekonomi terbesar kedua di dunia ini.
Sejauh ini, China telah menjadi pasar kunci bagi penjualan iPhone dengan sekitar 20 persen dari total penjualan Apple tahun lalu.
Menurut Counterpoint Research, penjualan iPhone 15 mengalami penurunan sebesar 4,5 persen di China dalam dua minggu pertama setelah diluncurkan pada bulan September, dibandingkan dengan penjualan iPhone 14.
Selain itu, Jefferies Research melaporkan minggu lalu bahwa penjualan iPhone mengalami penurunan sebesar 30 persen pada minggu pertama tahun ini.
China memegang peranan kunci sebagai salah satu pasar utama bagi Apple dan menempati peringkat kedua dalam penjualan setelah pasar Amerika Utara. Namun, tantangan ekonomi yang dihadapi oleh China selama setahun terakhir telah memberikan dampak negatif pada pertumbuhan keseluruhan Apple.
Pada minggu lalu, Apple tidak lagi menjadi perusahaan dengan nilai tertinggi di pasar saham dan posisinya diambil alih oleh Microsoft. (TSA)