Technology

Produsen Chip Milik Softbank Ajukan IPO di Bursa AS

Dian Kusumo 03/05/2023 12:59 WIB

Arm, sebuah produsen microchip raksasa asal Inggris, sudah mengajukan penjualan sahamnya di Amerika Serikat.

Produsen Chip Milik Softbank Ajukan IPO di Bursa AS. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Arm, sebuah produsen microchip raksasa asal Inggris, sudah mengajukan penjualan sahamnya di Amerika Serikat, sehingga dapat menjadi pencatatan saham terbesar pada tahun ini. 

Kabarnya, perusahaan yang berbasis di Cambridge ini bertujuan ingin mengumpulkan dana hingga US$10 miliar (£8 miliar).

Dilansir dari BBC, sebuah kejutan bagi Inggris, karena pada Maret lalu, perusahaan ini mengaku tidak berencana akan mencatatkan sahamnya di London. Seperti diketahui, Arm telah dibeli pada tahun 2016 dari konglomerat Jepang, Softbank, melalui sebuah kesepakatan senilai 23,4 miliar poundsterling. Kala itu Arm masih terdaftar di London dan New York.

Mereka mendesain teknologi di balik prosesor dan umumnya dikenal sebagai chip, yakni teknologi penggerak perangkat mulai dari smartphone hingga konsol game. 

Desainnya sering digunakan pada produsen chip seperti Taiwan Semiconductor Manufacturing Company serta berbagai merek rumah tangga seperti Apple dan Samsung guna membuat prosesor mereka sendiri.

Menurut Softbank, mereka "secara rahasia telah mengajukan draft pernyataan pendaftaran" untuk listing pada Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC). 

Tetapi, dalam pengumuman tersebut belum diungkapkan berapa dana yang akan dikumpulkan atau kapan penjualan saham akan dilaksanakan.

Dari sumber yang sama, Kabarnya, mereka berupaya untuk mengumpulkan dana antara US$8 miliar hingga US$10 miliar dalam pencatatan saham tahun ini dari platform Nasdaq berbasis teknologi di New York.

Dengan mencantumkan perusahaan dari sebuah bursa saham, maka perusahaan tersebut telah berubah dari perusahaan privat menjadi perusahaan publik, sehingga para investor dapat membeli maupun menjual saham perusahaan tersebut di bursa tertentu. Seringkali disebut sebagai "permata mahkota" bagi sektor teknologi Inggris, Arm didirikan di Cambridge, Inggris, pada tahun 1990.

Diawal tahun ini, pihak Arm mengumumkan mereka tidak berniat untuk meramaikan Bursa Efek London. Sebuah laporan di bulan Januari menyebut PM Inggris Rishi Sunak sudah memulai kembali pembicaraan dengan Softbank terkait kemungkinan mendaftar di London.

Tindakan Arm ini telah menimbulkan kekhawatiran terhadap pasar Inggris dimana tidak menarik bagi penawaran saham perusahaan teknologi, sementara bursa Amerika Serikat menawarkan profil dan valuasi yang lebih tinggi.

Adanya pendaftaran ini telah mengindikasikan bahwa Softbank meneruskan penjualan saham bernilai miliaran dolar walau dalam kondisi yang sulit bagi pasar keuangan global. 

Hingga saat ini, jumlah pencatatan saham di bursa saham menurun tajam sejak invasi Rusia ke Ukraina. Dan disaat yang sama, sejumlah saham perusahaan teknologi besar juga jatuh setelah pandemi.

Melalui sumber yang sama, Pihak Softbank mengungkapkan jika pencatatan saham ini "tergantung pada kondisi pasar dan kondisi lainnya serta selesainya proses peninjauan SEC."

Sebelumnya, tahun lalu, Softbank telah membatalkan rencana penjualan Arm senilai 40 miliar dolar AS pada grup teknologi Nvidia usai menghadapi rintangan regulasi dari Inggris, Amerika Serikat, dan Uni Eropa.
Menyusul kekurangan semikonduktor akut selama pandemi, membuat industri pembuatan chip menghadapi pelambatan permintaan.

Sepekan lalu, raksasa pembuat chip AS, Intel, dilaporkan mengalami kerugian kuartalan terbesar sepanjang sejarah perusahaan, sedangkan saingannya, Samsung, juga mengalami penurunan laba lebih dari 90%.
Akan tetapi, Suatu keberhasilan pencatatan saham di pasar saham Arm menjadi berita baik bagi pemiliknya, Softbank. 

Vision Funds-nya tengah dilanda kerugian akibat penurunan valuasi atas banyak investasinya di beberapa perusahaan rintisan teknologi.

(DKH)

SHARE