Technology

Publikasi Ilmiah yang Mengklaim Gunung Padang sebagai Piramida Tertua Dicabut

Nia Deviyana 22/03/2024 16:23 WIB

Sebelumnya, publikasi ilmiah tentang Gunung Padang berhasil menarik banyak perhatian.

Publikasi Ilmiah yang Mengklaim Gunung Padang sebagai Piramida Tertua Dicabut. Foto: MNC Media.

IDXChannel - Publikasi ilmiah yang menyatakan Gunung Padang di Cianjur, Jawa Barat sebagai piramida tertua di dunia telah dicabut Archaeological Prospection. Jurnal online tersebut mengatakan bahwa penelitian yang dilaporkan peneliti Danny Hilman dkk tersebut merupakan kekeliruan besar.

Sebelumnya, publikasi ilmiah tentang Gunung Padang berhasil menarik banyak perhatian karena klaimnya yang menyatakan situs Gunung Padang yang berada di Indonesia adalah piramida tertua di dunia yang dibangun oleh manusia purba.

Menurut publikasi itu, Gunung Padang yang diterjemahkan menjadi "Gunung Pencerahan" tidak terbentuk secara alami sebagai gunung, melainkan dipahat dengan cermat oleh manusia purba menjadi piramida antara 14 ribu-25 ribu tahun yang lalu.

"Klaim ini, jika memang benar, maka usianya akan jauh lebih tua dari piramida tertua di dunia. Dan tim yang menulis hal ini mengesampingkan logika bahwa praktik konstruksi yang canggih sudah ada, ketika pertanian saja belum ditemukan," demikian melansir IFL Sciene, Jumat (22/3/2024).

Hal lain yang menjadi sorotan adalah klaim adanya rongga atau ruangan tersembunyi di situs tersebut. Dan belakangan para arkeolog lainnya sama sekali tidak yakin akan publikasi itu karena di dalam publikasi tidak disertakan bukti yang kuat.

Terlebih lagi, Flint Dibble, seorang arkeolog di Universitas Cardiff, Inggris, mengatakan kepada Nature bahwa publikasi yang mengatakan Gunung Padang sebagai piramida tertua menggunakan data yang sah, tetapi membuat kesimpulan yang tidak dapat dibenarkan. 

Misalnya, tim menggunakan penanggalan karbon, mengklaim bahwa penanggalan tanah organik dari struktur mengungkap beberapa tahap konstruksi sejak ribuan tahun sebelum masehi, dengan fase awal berasal dari era Palaeolitik.

Meskipun hal ini mungkin benar, para arkeolog lainnya berpendapat bahwa sampel tanah ini tidak menunjukkan tanda-tanda seperti pecahan tulang atau arang yang mengindikasikan adanya aktivitas manusia. 

Intinya, tanpa adanya tanda-tanda aktivitas manusia yang lebih meyakinkan di sekitarnya, bukti yang ada hanyalah merujuk ke tanah yang sangat tua. Kekhawatiran inilah yang mengarah pada penyelidikan dan pencabutan selanjutnya oleh Archaeological Prospection.

"Penerbit dan Pemimpin Redaksi telah menyelidiki kekhawatiran ini dan menyimpulkan bahwa artikel tersebut mengandung kesalahan besar," jelas jurnal tersebut dalam pemberitahuan pencabutannya.

Oleh karena itu, penafsiran bahwa situs tersebut adalah piramida kuno yang dibangun 9.000 tahun atau lebih yang lalu adalah tidak benar, sehingga artikel tersebut harus ditarik kembali.

(NIA)

SHARE