Technology

Rakyat China Lebih Pilih Mobil Listrik Brand Lokal ketimbang Merek Asing

Indah Mulyani 19/10/2022 02:11 WIB

Sejumlah data mengungkap pasar mobil listrik di China masih dikuasai brand lokal.

Rakyat China Lebih Pilih Mobil Listrik Brand Lokal ketimbang Merek Asing (Dok.MNC)

IDXChannel - Mantan petinggi Volkswagen, Herbert Diess, sudah terang-terangan mengakui bahwa di China, kendaraan listrik atau EV (Electric Vehicle) dari merek lokal lebih populer daripada merek buatan asing, seperti dari brand Eropa.  

Melansir dari China Daily, Selasa (18/10/2022), Edward Wang, direktur pelaksana penelitian sindikasi di J.D. Power China, mengatakan produsen mobil asal China lebih paham atas apa yang diinginkan pelanggan lokal relatif sangat memahami teknologi. 

Para produsen mobil listrik lokal pun akan lebih cepat mengadopsi teknologi baru karena mereka selalu terbuka untuk ide-ide baru.

Sebagai perbandingan, pembuat mobil internasional yang merupakan perusahaan gabungan berbasis di China biasanya harus mengikuti jadwal yang ditetapkan oleh kantor pusat mereka di luar negeri. Hal ini berarti bahwa ketika model terbaru mereka memasuki pasar, model dan fitur dari mobil brand internasional bukanlah barang baru di mata pembeli asal China.

Popularitas produsen kendaraan listrik di China jauh lebih besar dari sekadar adanya fungsi karaoke yang standar. Contohnya, kendaraan model Y Plus yang diluncurkan bulan lalu oleh merek lokal Aion menawarkan adanya pencahayaan ambien yang berubah mengikuti ritme saat penumpang bernyanyi bersama untuk karaoke di dalam SUV.

Model ini memiliki layar proyeksi dan kursi baris depan yang dapat dilipat sepenuhnya untuk mengistirahatkan kaki penumpang, sehingga mereka dapat menonton film dengan nyaman seperti ada di rumah.  Mereka bahkan dapat memilih film yang ingin mereka tonton dari berbagai pilihan dengan membuat gerakan tangan.

Fitur pengenalan wajah yang dapat mengukur suasana hati pengemudi, dan merekomendasikan musik yang sesuai. Fitur ini juga dapat memberi tahu pengemudi jika dia merasa lelah. Keterampilan parkir tidak lagi menjadi perhatian, karena kendaraan dapat memarkir sendiri jika pengemudi berada dalam jarak enam meter darinya.

Daripada semua fitur itu, model kendaraan ini berharga ribuan dolar lebih murah dibandingkan ID Volkswagen. Volkswagen yang fungsi infotainment dan navigasinya tidak begitu mudah digunakan, menurut karyawan perusahaan. Xiao Yong, wakil presiden Aion, mengharapkan penjualan bulanan Aion Y Plus melebihi 20.000 unit, kira-kira setara dengan total penjualan tiga model ID yang diproduksi oleh dua perusahaan gabungan Volkswagen yang berbasis di Cina.

Fungsi kendaraan yang mirip dengan yang ada di model Aion Y Plus adalah fungsi yang sangat umum di kendaraan elektrik (EV) dari Cina sehingga pelanggan lokal menganggapnya biasa saja. Hal ini yang menjelaskan mengapa mereka berbondong-bondong beralih membeli mobil dari pembuat mobil domestik.

Yale Zhang, direktur pelaksana perusahaan konsultan Automotive Foresight, mengatakan, "Mobil listrik yang dirancang dan dibuat seperti mobil dengan bahan bakar bensin memang bagus dalam segala hal, tetapi hanya sebatas bagus, tidak ada fungsi yang menonjol, dan mobil seperti itu tidak akan laku."

Zhang mengatakan hal itu terutama berlaku di pasar China, di mana pembuat mobil bersaing untuk menghadirkan model dengan fitur futuristik seperti layar besar, pengenalan wajah, dan komputer yang kuat.

Dia mengatakan hal itu untuk menjelaskan mengapa seri ID Volkswagen populer di Eropa, tetapi tidak cukup populer di China.  "Pembeli di Eropa biasanya lebih tradisional, dan mereka memiliki loyalitas merek yang lebih baik. Di China, konsumen menghargai teknologi baru dalam hal mobil listrik," kata Zhang.

Banyak pembuat mobil global memandang mobil listrik (EV) sebagai kendaraan yang ditenagai oleh baterai, dan kemungkinan penanganannya mirip dengan mobil bensin, pandangan ini juga merupakan hasil dari permintaan pelanggan di negara-negara Eropa.

Tetapi pembuat mobil asal China, Aion mendefinisikan mobil listrik (EV) sebagai perangkat digital di atas roda.  Mereka cenderung menekankan jumlah sensor yang digunakan dalam sebuah model, betapa halus dan alaminya dialog antara pengemudi dengan kendaraan, dan betapa mudahnya kendaraan memarkir dirinya sendiri di ruang terbatas.

Pendekatan semacam itu sangat berkaitan dengan apa yang diinginkan oleh pelanggan, dan pembeli mobil asal China menuntut fitur baru dan juga ingin merasakan adanya teknologi baru.

Dalam sebuah penelitian tahun lalu, Universitas Stanford menempatkan China di peringkat kedua untuk semangat kecerdasan buatan global, setelah Amerika Serikat, sementara Jerman peringkat ketujuh, dan Jepang ke-13.

Volkswagen meluncurkan model EV pertamanya di China tahun lalu, EV pertama Honda mencapai pasar China pada bulan Juni, dan Nissan masuk pada bulan September 2021, dan  Toyota mengikutinya pada 10 Oktober 2021. 

Stephan Woellenstein yang meninggalkan posisinya sebagai CEO Volkswagen di China pada Juli, mengatakan bahwa Eropa menjadi pemimpin pasar di era kendaraan bertenaga bensin, tetapi tidak bisa lagi melakukannya di era kendaraan listrik (EV).

"China akan memimpin industri otomotif secara global untuk 10 sampai 20 tahun ke depan. Volkswagen harus sepenuhnya menyadari hal ini dan memperdalam upaya lokalisasi," pungkasnya. 

Oleh: Savira Agustin

(IND)

SHARE