Technology

Terungkap, Ternyata Ini yang Bikin Motor Listrik Kurang Peminat di Indonesia

M Fadli Ramadan 12/11/2024 10:40 WIB

Tahun ini penjualan motor listrik di Indonesia diproyeksikan mencapai 70 ribu unit. Angka tersebut tergolong kecil jika dibandingkan penjualan motor.

Ini yang Bikin Motor Listrik Kurang Peminat di Indonesia (MNC Media)

IDXChannel - Motor listrik belum memiliki banyak peminat di Indonesia karena beragam alasan. Penjualannya juga belum mencapai 100 ribu unit. Lantas, apa yang membuatnya tidak begitu populer meski diberi bantuan pemerintah?

Sekretaris Jenderal Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) Hari Budianto mengatakan, tahun ini penjualan motor listrik di Indonesia diproyeksikan mencapai 70 ribu unit. Angka tersebut tergolong kecil jika dibandingkan penjualan motor konvensional yang sudah tembus jutaan unit.

"Tahun ini kemungkinan akan mencapai angka 70 ribuan. Memang jauh perbandingannya (dengan motor konvensional). Motor listrik terjual 6.000-an per bulannya," kata Hari kepada wartawan di Cikarang, belum lama ini.

Hari menjelaskan minimnya peminat motor listrik karena masyarakat Indonesia masih membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan teknologi baru. Sebab, mereka harus mengubah kebiasaan dari menggunakan motor konvensional ke motor listrik.

"Masih banyak faktor. Salah satunya harga. Oke dikasih insentif, tapi kan orang Indonesia itu naik motor supaya bisa dipakai kapan saja dan ke mana saja. Mereka melakukan kegiatan ekonomi, yang paling murah untuk sarana mobilitas itu sepeda motor," kata Hari.

Menurutnya, masyarakat masih banyak yang ragu menggunakan motor listrik karena waktu pengisian baterai yang lama. Berbeda ketika menggunakan motor konvensional yang hanya membutuhkan waktu 5-10 menit untuk mengisi BBM.

"Oke motor sekarang sudah punya teknologi baterai swap. Tapi fokusnya di mana? Paling di Jakarta kan? Misalnya orang mau bepergian ke Cikarang mungkin masih berani ya, beberapa motor pakai dua baterai dengan jarak tempuh kurang lebih 60 km. Tapi kan tahu sendiri harga baterai itu masih mahal, 40 persen dari harga motor," kata Hari.

Oleh sebab itu, Hari meminta kepada seluruh pemangku kepentingan untuk melengkapi infrastruktur kendaraan listrik, khususnya motor.

Dia juga berharap seluruh pihak bersatu untuk membangun ekosistem yang terintegrasi agar tak banyak jenis baterai yang beredar.

"Maka itu, hal seperti inilah yang harus diselesaikan oleh kita semua, supaya bagaimana motor listrik itu bisa dipakai ke mana saja dan kapan saja," katanya.

(Nur Ichsan Yuniarto)

SHARE