Technology

Tesla Tawarkan Paket Gaji Fantastis, Elon Musk Berpeluang Jadi Triliuner Pertama Dunia

Desi Angriani 06/09/2025 15:12 WIB

Elon Musk berpotensi menjadi triliuner pertama di dunia setelah dewan direksi Tesla mengusulkan paket gaji baru dengan nilai fantastis.

Tesla Tawarkan Paket Gaji Fantastis, Elon Musk Berpeluang Jadi Triliuner Pertama Dunia (Foto;

IDXChannel - Elon Musk berpotensi menjadi triliuner pertama di dunia setelah dewan direksi Tesla mengusulkan paket gaji baru dengan nilai fantastis. 

Musk bisa mengantongi hingga USD900 miliar atau sekitar Rp14.700 triliun (asumsi kurs Rp16.400 per USD) jika Tesla berhasil memenuhi target ambisius dalam 10 tahun ke depan.

Dilansir dari ABC News, Sabtu (6/9/2025) paket kompensasi tersebut mencakup pemberian saham setara 12 persen kepemilikan Tesla, yang akan diberikan secara bertahap apabila perusahaan mampu meningkatkan valuasi pasar dari USD1,1 triliun saat ini menjadi USD8,5 triliun. 

Angka itu bahkan melampaui gabungan kapitalisasi pasar raksasa teknologi Meta, Microsoft, dan Alphabet.

Selain target valuasi, kompensasi Musk juga terkait dengan pencapaian produksi, termasuk peluncuran 1 juta unit robot humanoid serta 1 juta armada Robotaxi dalam 10 tahun mendatang. 

Namun, usulan ini masih menunggu persetujuan para pemegang saham Tesla.

“Musk tidak memiliki skema penghargaan jangka panjang yang mampu mengikat fokusnya pada Tesla. Saatnya mengubah itu,” tulis Robyn Denholm dan Kathleen Wilson-Thompson, anggota dewan Tesla dalam surat kepada pemegang saham.

Musk, yang saat ini berstatus orang terkaya di dunia dengan kekayaan sekitar USD430 miliar menurut Forbes, akan mencetak sejarah sebagai eksekutif pertama dengan kekayaan lebih dari USD1 triliun jika target tersebut tercapai.

“Ini memberi insentif Musk untuk terus meningkatkan nilai pasar Tesla dan menjaga pengembalian bagi pemegang saham. Paket ini juga mengurangi risiko jika Musk meninggalkan Tesla,” kata analis Morningstar, Seth Goldstein.

Namun, paket gaji jumbo ini datang di tengah sorotan hukum. Pada 2018, Tesla pernah mengusulkan paket kompensasi USD50 miliar, tetapi dua kali dibatalkan oleh pengadilan Delaware karena dinilai sarat konflik kepentingan dan dominasi pengaruh Musk terhadap dewan. Musk kini tengah mengajukan banding atas putusan tersebut.

Di sisi lain, Tesla menghadapi tekanan kinerja. Laba perusahaan anjlok 16 persen pada kuartal II-2025, seiring meningkatnya persaingan di industri kendaraan listrik dan polemik politik Musk yang sempat memicu kontroversi publik.

(DESI ANGRIANI)

SHARE