Toyota Gelontor Rp2,5 Triliun Hadirkan Mobil Anyar Yaris Cross Hybrid
PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) mengungkapkan nilai investasi untuk melahirkan model baru, Yaris Cross Hybrid.
IDXChannel - PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) mengungkapkan nilai investasi untuk melahirkan model baru, Yaris Cross Hybrid. Untuk menghadirkan sebuah mobil baru, Toyota rela mengeluarkan dana miliaran rupiah untuk memproduksi unit baru.
Yaris Cross Hybrid merupakan model yang dikembangkan dan diproduksi di Indonesia. Mengusung teknologi hybrid, Toyota juga merakit baterai secara lokal dengan membangun lini baru.
Presiden Direktur TMMIN, Nandi Julyanto mengatakan, untuk menghadirkan model terbaru, perusahaan harus mengucurkan dana miliaran rupiah. Dana ini dibutuhkan untuk riset dan investasi pada peralatan lainnya.
"Untuk new model yang benar-benar baru kira-kira (investasi) Rp1-2 triliun. Kalau yang Yaris Cross ini Rp2,5 triliun," kata Nandi saat ditemui di Toyota Karawang Plant di Karawang, Jawa Barat, Senin (7/8/2023).
Namun, investasi bukan hanya ditujukan untuk Toyota ketika menghadirkan model yang benar-benar baru. Tapi juga pemasok komponen yang juga akan memproduksi berbagai macam sparepart.
"Di (pabrik) kami (TMMIN) ada line (perakitan) baterai baru, welding Yaris Cross baru. Di samping itu, kita invest di supplier berupa tooling dan lain-lain. Investasi itu tidak hanya line di kita, tapi juga beberapa tooling di supplier," ucap Nandi.
Kapasitas produksi pabrik TMMIN di Plant 1 dan 2 saat ini mencapai 257 unit per tahun. Kendati menghadirkan model baru, Nandi menyebutkan, saat ini, pabrik di Karawang belum membutuhkan peningkatan kapasitas.
"Jadi mash ada capacity. Untuk menuju ke capacity up (menambah kapasitas produksi) kayakya belum. Memang rencana jangka panjangnya tentu menginginkan capacity up. Tapi sampai saat ini sampai 2025 tidak ada rencana capacity up. Sekarang itu yang terpakai baru 70-80 persen," ujarnya.
Diproduksi secara lokal, Toyota Yaris Cross memiliki nilai TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) sebesar 80 persen. Sementara untuk baterai yang digunakan memiliki nilai TKDN sebesar 40 persen, dengan cell baterai yang masih diimpor langsung dari Jepang.
(FAY)