Virus Zombie Kuno Mulai Mencair, Ilmuan Sebut Perubahan Iklim jadi Biang Keroknya
Terjadinya pemanasan global yang membuat es dibagian utara itu mencair, menyebabkan virus kuno dapat secara bebas menyebar dan dapat menularkan ke siapapun.
IDXChannel – Kabar mengejutkan datang dari seorang ilmuan virologi Jean Michel Claverie, ia memperingatkan bahwa mikroba kuno yang membeku selama ribuan tahun di lapisan es Siberia sudah mulai mencair, sehingga dapat menimbulkan ancaman bahaya bagi umat manusia.
Terjadinya pemanasan global yang membuat es dibagian utara itu mencair, menyebabkan virus kuno dapat secara bebas menyebar dan dapat menularkan ke siapapun.
Bahkan bahayanya virus-virus yang telah ditemukan pada mumi, seringala prasejarah, dan paru-paru korban influenza yang terkubur di lapisan es Alaska. Setidaknya terdapat enam patogen virus yang membeku dan menjadi ancaman manusia. Menurutnya, dengan perubahan iklim yang terjadi, kita bisa memikirkan bahaya yang datang dari selatan.
“Sekarang kami menyadari mungkin ada beberapa bahaya yang datang dari utara karena lapisan es mencair, dan membebaskan mikroba, bakteri, dan virus,” kata Claverie, dikutip dalam Daily Mail, Rabu (18/10/2023).
Ancaman penyakit itu nyata, gelombang panas yang terjadi di Siberia pada tahun 2016 mengaktifkan spora antraks mematikan yang dapat membunuh seorang anak, bersama dengan ribuan rusa kutub. Untuk itu, tim dari Claverie telah menghidupkan kembali virus-virus raksasa yang berasal dari 48 ribu tahun yang lalu, dan dia telah memperingatkan bahwa akan ada lebih banyak virus kuno di es, salah satu diantaranya berpotensi menginfeksi manusia.
Namun, yang menjadi fokus utama adalah selama satu dekade pada virus raksasa yang ditemukan beku di lapisan es, virus raksasa ini berjenis pandoravirus yang mana dapat menginfeksi amuba. Di didi lain, suhu bumi yang diketahui saat ini juga sudah 1,2 derajat celcius lebih hangat dibandingkan pra industri, membuat para ilmuan kembali memperingatkan akan bahaya yang terjadi pad atahun 2030-an yaitu diduga sekitaran Kutub Utara bumi akan mengaami musim panas tanpa es.
Claverie juga mengatakan kalau dia tidak akan kembali ke wilayah tersebut, karena penelitian tersebut membawa risiko secara tidak sengaja melepas virus baru.
“Akan ada cara yang lebih baik untuk mengiktui populasi Inuit, misalnya dengan melihat penyakit seperti apa yang mereka dapatkan,” ucapnya.
“Dan jika ada sesuatu yang datang dari lapisan es, kita akan dapat menangkapnya dengan lebih cepat,” tambahnya.
(SAN)