Vodafone Perkiraan Pendapatan di Jerman Tumbuh di 2025, Arus Kas Diproyeksi Naik
Perusahaan penyedia layanan seluler dan internet broadband, Vodafone memperkirakan kembali mencatat pertumbuhan pendapatan di Jerman pada 2025.
IDXChannel- Perusahaan penyedia layanan seluler dan internet broadband, Vodafone memperkirakan kembali mencatat pertumbuhan pendapatan di Jerman pada 2025. Sebab, arus kas terus meningkat usai kineja positif di setahun fiskal yang berakhir Maret 2025.
Dilansir Yahoo Finance, Selasa (20/5/2025), Vodafone melaporkan laba inti sebesar 10,9 miliar euro (sekitar Rp196,47 triliun), sedikit di bawah target yakni 11 miliar euro setelah mempertimbangkan dampak hiperinflasi di Turki.
Meski demikian, hasil tersebut tetap dianggap memuaskan oleh pasar.
CEO Vodafone, Margherita Della Valle melakukan berbagai perubahan besar di dalam perusahaan. Dia menjual bisnis Vodafone di Spanyol dan Italia serta menyetujui merger unit bisnisnya di Inggris.
Jika merger selesai dalam waktu dekat, Vodafone akan menjadi penyedia layanan seluler terbesar di Inggris. Ini merupakan langkah penting dalam memperkuat posisi pasar perusahaan.
Namun, bisnis Vodafone di Jerman masih mengalami tekanan. Pendapatan layanan turun 5 persen karena aturan baru mengenai kontrak TV kabel di apartemen.
“Kami yakin Jerman akan kembali tumbuh dan pasar lain seperti Eropa dan Afrika juga akan menunjukkan perkembangan,” ujar Della Valle.
Kebijakan efisiensi yang dilakukan Della Valle dinilai positif oleh para analis karena bisa menekan utang dan membuat bisnis lebih ramping. Namun, investor masih ragu.
Hal itu terlihat dari harga saham Vodafone yang turun 6 persen dalam 12 bulan terakhir. Penurunan ini merupakan level terendah sejak 1997.
Pendapatan layanan Vodafone naik 2,8 persen menjadi 30,8 miliar euro (sekitar Rp570,80 triliun) di setahun fiskal yang berakhir Maret 2025. Sementara itu, arus kas bebas mencapai 2,5 miliar euro, sedikit lebih tinggi dari perkiraan.
Untuk tahun berjalan, Vodafone menargetkan laba inti antara 11 hingga 11,3 miliar euro dan arus kas bebas antara 2,6 hingga 2,8 miliar euro.
(Ibnu Hariyanto)