THE FOUNDER

Peternak Ayam Meradang, Kalah Saing dengan Perusahaan Besar

Iqbal Dwi Purnama 13/03/2023 14:54 WIB

Perhimpunan Peternak Unggas Nusantara (PPUN) melakukan aksi demonstrasi di depan Kantor Komnas HAM, hari ini (13/3).

Peternak Ayam Meradang, Kalah Saing dengan Perusahaan Besar. (Foto: MNC Media).

IDXChannel - Perhimpunan Peternak Unggas Nusantara (PPUN) melakukan aksi demonstrasi di depan Kantor Komnas HAM, hari ini (13/3). Mereka menuntut keadilan yang sama diberikan kepada pemerintah, baik untuk peternak di perusahaan besar, maupun petani mandiri.

Ketua PPUN, Totok mengatakan, saat ini para peternak mandiri kebingungan untuk memasarkan hasil panennya. Sebab, pasar tradisional yang menjadi target utama sudah ramai diisi oleh produk peternakan dari perusahaan besar.

Totok mengaku, hal itu sulit untuk disaingi oleh peternak mandiri. Sebab, harga jual para ayam milik perusahaan besar bisa jauh lebih murah dibandingkan dengan milik para peternak mandiri.

"Tidak ada perlindungan dari pemerintah, apa yang terjadi kalau misalnya seorang peternak rakyat, disandingkan dengan perusahaan konglomerasi, di pasar yang sama, pasti bukan lawannya," kata Totok di Kantor Komnas HAM, Senin (13/3/2023).

Totok berharap kepada pemerintah untuk bisa membuat segmentasi pasar antara perusahaan besar dan peternak mandiri. Misalnya untuk pasar tradisional yang menjadi lokasi terdekat, bisa di isi oleh peternak. Sebab, peternak mandiri masih sulit untuk menjadi suplier atau menjadi mitra dari produsen makanan olahan unggas. 

Segmentasi perusahaan besar itu menurutnya, bisa memproduksi ayam untuk kebutuhan industri olahan saja, tidak perlu sampai menjual produk mentah ke pasar yang sebetulnya bisa di suplai oleh peternak mandiri.

"Sebenarnya kalau pemasaran, asal kembali ke jalurnya, pasar tradisional, itu kembalikan ke peternakan rakyat. Itu sudah tidak ada masalah, asal kita tidak bersaing dengan perusahaan besar," kata Totok.

Totok merupakan peternak ayam yang berasal dari Bogor. Totok menceritakan, saat ini Harga Pokok Produksi (HPP) ayam satu ekor mencapai Rp19 ribu, sedangkan jika dijual ke pasar hanya dihargai Rp16 ribu per ekor.

Sedangkan untuk perusahaan besar, HPP untuk satu ekor ayam berada di angka Rp16 ribu. Bisa lebih murah karena pakan dan bibit bisa diproduksi sendiri, petani mandiri terkendala modal jika mau melakukan hal yang sama.

"Peternak rakyat beli pakan beli bibit dari perusahaan konglomerasi, kemudian dijual di pasar yang sama, ya kalah saing, ini terjadi terus menerus," keluhnya.

Oleh karena itu, dirinya berharap kepada pemerintah untuk memerhatikan nasib para peternak mandiri, menyediakan pasar untuk berjualan hasil produksinya. 

Kerugian para peternak mandiri jika dilihat dari perbandingan HPP dengan harga jual, yang menyebabkan banyak peternak yang mengalami kerugian. Bahkan beberapa ada yang mengakhiri hidupnya karena terlilit utang.

"Selama kita beternak ada korban nyawa, di Subang, Magelang, dan Bekasi. Itu karena dia tidak kuat menahan masalah di perunggasan, dia terlilit utang, akhirnya dia mengakhiri hidupnya," pungkas Totok.

(FAY)

SHARE