IDXChannel - Sejumlah tantangan menghadang kinerja industri asuransi jiwa secara nasional dewasa ini.
Salah satunya terkait tren penurunan kontribusi produk asuransi yang dikaitkan dengan investasi (PAYDI) terhadap kinerja perusahaan secara keseluruhan.
Hal tersebut tak lepas dari mulai diterapkannya aturan baru berupa Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No. 5 tahun 2022 yang mengatur tentang PAYDI, atau awam dikenal sebagai produk unit link, sejak Maret 2023 lalu.
"Memang tren (kinerja produk unit link) secara industri turun, dan itu by design. Namun kami bisa buktikan bahwa secara keseluruhan kinerja kami tetap stabil," ujar Direktur Utama PT Asuransi BRI Life, Iwan Pasila, Selasa (30/5/2023).
Stabilitas kinerja tersebut dibuktikan Iwan dengan capaian kinerja BRI Life pada Triwulan I-2023 yang masih bertumbuh secara positif.
Dari segi laba bersih, misalnya, anak usaha PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BEI) itu sukses mengantongi Rp112,23 miliar dalam tiga bulan pertama tahun ini.
"Dari sisi profitabilitas, laba bersih kami tumbuh hingga 80 persen secara tahunan (year on year/YoY), menjadi Rp112,23 miliar," tutur Iwan.
Sementara pada saat yang sama, total asset BRI Life mencapai Rp23,10 triliun atau tumbuh lebih dari 15,5 persen secara tahunan.
Di lain pihak, posisi kesehatan keuangan perusahaan juga sangat baik, dengan posisi risk based capital (RBC) berada pada tingkat 506,1 persen, jauh di atas ambang batas minimum yang dipersyaratkan oleh OJK.
"Ke depan, kami akan terus mendorong pengelolaan profitabilitas dengan baik, mulai dari monitoring premi, product mix, dan penempatan investasi untuk memastikan BRI Life dapat memenuhi semua kewajiban yang jatuh tempo," ungkap Iwan.
Sepanjang 2022 lalu, BRI Life tercatat berhasil mengantongi laba bersih sebesar Rp 344,3 miliar, melonjak hingga 129 persen dibanding realisasi laba di 2021.
Lonjakan besar tersebut dikatakan Iwan sebagai dampak dari mulai berakhirnya kondisi pandemi COVId-19, di mana pada 2021 pihaknya harus menanggung beban pembayaran klaim yang demikian besar.
Melandainya beban tersebut lah yang disebut Iwan sebagai penopang utama moncernya kinerja laba di sepanjang tahun lalu.
"Kita harus bersyukur bahwa pemerintah, sebagaimana kita tahu, cukup berhasil mengatasi pandemi, sehingga kondisi di masyarakat secara bertahap dapat terus membaik," tegas Iwan. (TSA)