IDXChannel - Bank sentral global mulai menunjukkan kekhawatirannya mengenai keamanan komputasi awan atau cloud. Hal ini terlihat dari notifikasi yang diberikan Microsoft terhadap memperingatkan ribuan pelanggan komputasi awannya, termasuk beberapa perusahaan terbesar di dunia.
Mengutip program 1st Session Closing IDX Channel, Jumat (3/9/2021), Pemerintah Amerika Serikat mengatakan akan bekerja dengan industriuntuk menuntaskan pedoman baru untuk meningkatkan keamanan rantai pasokan teknologi.
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, juga menyampaikan pada para eksekutif sektor swasta agar meningkatkan standar keamanan siber.
Di sisi lain, Microsoft mengingatkan terhadap ribuan kliennya mengenai komputasi awan. Peringatan ini juga terkait dengan kelemahan yang baru ditemukan yang membuat data yang disimpan rentan untuk waktu yang lama.
Dalam pengumannya, Microsoft juga menyebutkan bahwa penyusup data memiliki kemampuan untuk membaca, mengubah, atau bahkan menghapus basis data utama mereka.
“Kami segera memperbaiki masalah ini untuk menjaga keamanan dan perlindungan pelanggan kami,” kata juru bicara Microsoft kepada AFP, dikutip Jumat (3/9/2021).
Sebuah tim peneliti di perusahaan keamanan, Wiz, yang disewa oleh Microsoft merupakan kelemahan sistem cloud dari perusahaan asal Amerika Serikat tersebut. Wiz mengungkapkan bahwa orang dapat mengakses kunci yang tersambung dengan kontrol akses di database yang juga dipegang oleh ribuan perusahaan.
Sedangkan, terhadap cloud menurutya, lebih jarang terjadi, namun hal tersebut bisa menjadi lebih menghancurkan jika terjadi. Terlebih beberapa kasus mengenai keboocoran data, jarang dipublikasikan.
Sebelumnya, bank sentral global memang meningkatkan pengawasan pada perusahaan bisnis cloud. Seperti departemen keuangan Amerika Serikat, Uni Eropa, Bank of England, dan Bank of France, telah meningkatkan pengawasan terhadap teknologi cloud. (FIRDA/TYO)