sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Dirut PLN Ungkap Penghematan Kendaraan Listrik dan BBM Bagai Bumi dan Langit

Economics editor Rizky Fauzan
12/10/2022 08:58 WIB
Pemerintah tengah getol mendorong penggunaan kendaraan listrik, apalagi penggunaan kendaraan listrik ini dapat menghemat devisa negara hingga Rp2.000 triliun.
Dirut PLN Ungkap Penghematan Kendaraan Listrik dan BBM Bagai Bumi dan Langit (FOTO: MNC Media)
Dirut PLN Ungkap Penghematan Kendaraan Listrik dan BBM Bagai Bumi dan Langit (FOTO: MNC Media)

IDXChannel - Pemerintah tengah getol mendorong penggunaan kendaraan listrik, apalagi diperkirakan penggunaan kendaraan listrik ini dapat menghemat devisa negara hingga Rp2.000 triliun.

Direktur Utama PT PLN (Persero), Darmawan Prasodjo mengungkapkan penghematan penggunaan kendaraan listrik baik mobil maupun sepeda motor. Menurutnya, mobil listrik bisa menempuh jarak 360 km sekali isi daya penuh sedangkan sepea motor listrik yang sekali isi bisa menempuh jarak sekitar 60 km.

"Untuk mobil listrik memang penggunanya lebih mudah, kenapa, sekali nge-charge 360 km ke kantor 20 km, bolak-balik 40 km, muter-muter jadi 70 km, aman. Jadi malam hari saya charge itu pun dapat diskon 30%," kata Darmawan dalam acara 'Menapak Peta Jalan Pemanfaatan Kendaraan Listrik Nasional', Selasa (11/10/2022).

"Nah untuk perjalanan antar kota kita harus memetakan di mana kita akan nge-charge. Tapi untuk commuting every day, it's not a problem," tambahnya.

Dia mengungkapkan bahwa sebagian besar pengguna kendaraan listrik juga lebih memilih untuk mengisi daya di home charging. Hanya sedikit yang memilih untuk mengisi di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU).

Sementara itu, untuk motor listrik menjadi tantangan karena sekali isi daya hanya menempuh jarak sekitar 60 km. Maka itu, pihaknya membangun teknologi berupa battery swap atau penukaran baterai.

Darmawan mengatakan, penukaran bate rai ini tetap lebih murah dibanding dengan harga BBM per liter yang mencapai sekitar Rp 15.000 per liter.

"Begitu baterai swap harganya bukan Rp 1.600 per kWh, tapi bisa sampai Rp 4.000 per kWh jadi lebih mahal sedikit tapi dibanding Rp 15.000 masih lebih murah," ujarnya.

"Kita sudah bangun suatu sistem baterai swap yang butuh hanya 1 menit, 1,5 menit. Jadi swap, bayar dan itu 1 liter listriknya masih 40% lebih murah daripada 1 liter bensin karena harus ada biaya investasi untuk swap-nya, kemudian ada membership lain-lain. Jadi tantangannya tidak mudah," terangnya.

Sebagaimana diketahui, Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko mengatakan, penggunaan kendaraan listrik dapat menghemat devisa negara hingga lebih dari Rp 2.000 triliun.

Pasalnya, kendaraan listrik tidak menggunakan bahan bakar minyak (BBM) yang harus diimpor.

"Kalau sebelumnya menggunakan kendaraan berbasis BBM yang berasal dari fosil dan mahal karena harus impor, sekarang digantikan kendaraan listrik yang lebih murah dan diproduksi dalam negeri energinya," kata Moeldoko.

"Penghematan devisa negara bisa mencapai dua ribu triliun lebih," imbuh Moeldoko yang juga merupakan pendiri PT Mobil Anak Bangsa Indonesia (MABI), perusahaan otomotif yang bergerak di kendaraan listrik.

Dia melanjutkan, selain untuk mewujudkan capaian target net zero emission pada 2060, konversi kendaraan konvensional ke kendaraan listrik juga menjadi solusi atas persoalan subsidi BBM di APBN.

Serta menjadi upaya untuk menghemat devisa, dan menciptakan kemandirian energi nasional. (RRD)

Advertisement
Advertisement