sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Kemenperin Sebut Hilirisasi Sawit dan Kelapa RI Masih Terhambat

Economics editor Advenia Elisabeth/MPI
04/10/2022 18:51 WIB
Indonesia merupakan salah satu produsen kelapa sawit dan kelapa terbesar di dunia, namun hilirisasi kedua komoditas tersebut banyak menghadapi rintangan.
Kemenperin Sebut Hilirisasi Sawit dan Kelapa RI Masih Terhambat (FOTO: MNC Media)
Kemenperin Sebut Hilirisasi Sawit dan Kelapa RI Masih Terhambat (FOTO: MNC Media)

IDXChannel - Indonesia merupakan salah satu produsen kelapa sawit dan kelapa terbesar di dunia, namun hilirisasi kedua komoditas tersebut banyak menghadapi rintangan.

Hal tersebut seperti diungkapkan Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika. Menurutnya, berbagai rintangan tersebut mulai dari perlunya revitalisasi teknologi produksi CPO dan kebijakan tata kelola pemenuhan kebutuhan produk hilir minyak sawit untuk alokasi dalam negeri dan ekspor, serta kendala tingginya input energi dan biaya logistik pada industri pengolahan minyak sawit khususnya yang berorientasi ekspor. 

“Salah satu upaya yang perlu diambil untuk mengatasi tantangan tersebut adalah membangun pabrik pengolahan kelapa sawit di lokasi perkebunan,” ujar Putu di Jakarta, Selasa (4/10/2022).

Demikian pula dengan komoditas kelapa yang cukup berlimpah di Indonesia. Namun begitu, hilirisasinya masih terbatas pada industri gula kelapa, industri minyak kelapa, industri sabut kelapa, dan industri kelapa terpadu dengan contoh hasil produknya berupa santan dan air kelapa kemasan. 

“Salah satu tantangannya adalah produk hilir kelapa didominasi oleh produk intermediate yang bernilai tambah rendah. Karenanya, kami mendorong riset dan pengembangan industri pengolahan kelapa di dalam negeri agar menciptakan produk-produk baru,” tambah Dirjen Industri Agro.

Sementara itu, di industri pengolahan rempah saat ini terdapat 182 industri bumbu masak dan penyedap masakan yang berkembang di Indonesia. Namun demikian, Indonesia masih berada di posisi 18 untuk eksportir bumbu di dunia. 

"Untuk itu, Kemenperin mengambil beberapa kebijakan untuk meningkatkan ekspor, di antaranya promosi program Spice Up the World dan pengembangan restoran Indonesia di luar negeri," tutup Putu Juli. (RRD)

Advertisement
Advertisement