IDXChannel - Direktur Eksekutif Reforminer Institute Komaidi Notonegoro menilai, langkah yang diambil pertamina untuk memberlakukan pembatasan pembelian subsidi karena opsinya sangat terbatas.
"Kalau dari perspektif Pertamina opsinya sangat terbatas. Pertamina diberikan kuota 23 juta kilo liter yang harus cukup dari 1 Januari hingga 31 Desember nanti," jelasnya dalam acara Market Review di IDX TV, Kamis (30/6/2022).
Sementara itu estimasi pemerintah dan pertamina sendiri jika penjualan subsidi dibebaskan maka penjualan bisa di 28 sampai 30 juta kilo liter. Sehingga menurutnya kalau tidak dilakukan upaya pembatasan tentu akan terjadi over kuota.
"Over kuota tanpa adanya kesepakatan di APBN atau penugasan tambahan pemerintah tentu akan menjadi beban dan tanggungan Pertamina. Jadi saya kira kenapa ini dilakukan ya agar kuota yang ada cukup sampai 31 Desember nanti," jelasnya.
Menurutnya pembatasan ini bisa diterima baik oleh masyarakat dengan adanya upaya pihak terkait menyampaikan informasi dan edukasi secara proposional kepada masyarakat.
"Kuncinya ya edukasi dan penyampaian kepada publik secara benar, jadi publik bisa mengerti apa yang terjadi dan paham. Agar masyarakat juga mengerti bahwa APBN tidak mungkin dialokasikan penuh untuk energi, tapi juga ada subsidi kesehatan, subsidi pendidikan dan sebagainya. Saya kira edukasi-edukasi seperti itu yang perlu dibagikan oleh pemerintah," tandasnya.
(SAN)
Advertisement
Pembelian BBM Pertalite Akan Dibatasi, Pengamat: Opsi Pertamina Sangat Terbatas
Sementara itu estimasi pemerintah dan pertamina sendiri jika penjualan subsidi dibebaskan maka penjualan bisa di 28 sampai 30 juta kilo liter.

Pembelian BBM Pertalite Akan Dibatasi, Pengamat: Opsi Pertamina Sangat Terbatas (FOTO:MNC Media)
Follow Saluran Whatsapp IDX Channel untuk Update Berita Ekonomi
Follow
Advertisement
Advertisement