sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Wings Grup Akhirnya Buka Suara Soal Mie Sedaap Ditarik Sejumlah Negara

Economics editor Advenia Elisabeth/MPI
21/10/2022 10:14 WIB
Wings Group Indonesia sedang melakukan investigasi secara menyeluruh imbas dari ditariknya Mie Sedaap di sejumlah negara.
Wings Grup Akhirnya Buka Suara Soal Mie Sedaap Ditarik Sejumlah Negara (FOTO: Dok MNC Media)
Wings Grup Akhirnya Buka Suara Soal Mie Sedaap Ditarik Sejumlah Negara (FOTO: Dok MNC Media)

IDXChannel - Wings Group Indonesia sedang melakukan investigasi secara menyeluruh mulai dari lini produksi hingga pemasaran imbas dari ditariknya Mie Sedaap di sejumlah negara. 

Direktur Wings Group Indonesia Ricky Tjahjono menyampaikan, perusahaan telah memastikan bahwa pada proses produksi Mi Sedaap tidak menggunakan Etilen Oksida. Produksi Mi Sedaap juga sesuai dengan ketentuan keamanan pangan yang berlaku, di antaranya izin edar dari BPOM dan sistem manajemen keamanan pangan ISO 22000 sehingga aman dikonsumsi.

"Produk Mi Sedaap telah diekspor ke lebih dari 30 negara. Wings Group Indonesia saat ini sudah melakukan investigasi terhadap seluruh lini produksi maupun pemasaran Mi Sedaap," tutur Ricky lewat keterangan resmi, Jumat (21/10/2022).

Ia melanjutkan, perusahaan juga telah menarik kembali seluruh varian produk Mi Sedaap yang masuk ke Hong Kong, Taiwan dan Singapura. 

Kemudian, Wings Group Indonesia telah mengirim sampel mi instan ke PT Saraswanti Indo Genetech yang kemudian mensubkontrakkan ke laboratorium di Vietnam untuk pengujian Etilen Oksida di awal bulan Oktober 2022.

"Selain itu, perusahaan juga telah mengganti penggunaan cabe bubuk yang pada proses fumigasinya tidak menggunakan Etilen Oksida, melainkan menggunakan Teknologi Steam Sterilization dari China dan India. sejak awal September 2022." jelasnya.

Sementara itu, Prof. Purwiyatno Hariyadi dari Institut Pertanian Bogor (IPB) mengemukakan, regulasi tentang Etilen Oksida di berbagai negara di dunia penerapannya beragam, terdapat negara
yang melarang penggunaannya, namun ada juga yang masih memperbolehkan penggunaannya.

"Indonesia termasuk negara yang melarang penggunaan Etilen Oksida untuk pestisida/zat aktif pestisida dan bahan pangan (fumigasi), namun mash menggunakannya untuk sterilisasi alat-
alat kesehatan," terangnya.

Dengan adanya regulasi yang beragam tersebut, maka batas maksimum residu (BMR) pada pangan juga berbeda-beda di masing-masing negara. Salah satu wilayah yang menerapkan regulasi BMR paling ketat adalah Uni Eropa. 

Terdapat pula berapa negara belum menetapkan BMR, sehingga BMR yang ditetapkan masing-masing negara berbeda, yaitu ada yang menetapkan 0.01 ppm atau bahkan ada yang mempersyaratkan tidak terdeksi. 

"Saat ini organisasi internasional di bawah WHO/FAO, vaitu Codex Alimentarius Commission belum mengatur batas maksimal residu Etilen Oksida." pungkas Purwiyatno. (RRD)

Advertisement
Advertisement