TIM RISET IDX CHANNEL
IDXChannel - Harga emas menguat pada Selasa (29/7/2025) seiring para investor menanti hasil pembicaraan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China serta pertemuan kebijakan Federal Reserve (The Fed).
Harga emas spot (XAU/USD) naik 0,37 persen menjadi USD3.326,67 per troy ons. Sehari sebelumnya, harga sempat menyentuh titik terendah sejak 9 Juli setelah tercapainya kesepakatan awal perdagangan antara AS dan Uni Eropa yang meredam permintaan aset lindung nilai seperti emas.
Setelah menyelesaikan negosiasi di Stockholm, negosiator utama China, Li Chenggang, mengatakan, China dan AS akan mendorong kelanjutan penangguhan tarif balasan dari kedua negara.
Para analis mencatat, kesepakatan dagang AS dengan Uni Eropa dan Jepang sempat memberikan angin segar bagi pasar, tetapi pembicaraan dengan China dinilai jauh lebih rumit dan berlarut-larut.
“Melihat adanya risiko kegagalan dalam pembicaraan, sebagian investor merasa tetap perlu memiliki eksposur terhadap aset-aset lindung nilai untuk berjaga-jaga jika situasi kembali memburuk,” ujar analis pasar dari City Index dan FOREX.com, Fawad Razaqzada, dikutip Reuters.
Dari sisi kebijakan suku bunga, pertemuan dua hari bank sentral AS dijadwalkan berakhir pada Rabu, dengan suku bunga diperkirakan tetap di level saat ini. Namun, investor akan mencermati pernyataan The Fed guna mencari petunjuk mengenai waktu dan laju pemangkasan suku bunga ke depan.
Menurut wakil presiden sekaligus ahli strategi logam senior di Zaner Metals, Peter Grant, pasar saat ini memperkirakan penurunan suku bunga mendekati 50 basis poin hingga akhir tahun, dengan Oktober sebagai waktu yang paling mungkin menjadi titik awal.
Namun, kata Grant, perbedaan pandangan dari dua anggota The Fed bisa menggeser ekspektasi pasar ke arah pemangkasan suku bunga pada September, yang berpotensi mengangkat harga emas.
Emas cenderung diuntungkan dalam lingkungan suku bunga rendah karena imbal hasil dari aset pesaing menurun, sehingga logam mulia yang tidak memberikan imbal hasil menjadi lebih menarik bagi investor. (Aldo Fernando)
