IDXChannel - Jumlah investor pasar modal Indonesia mencapai 12,02 juta single investor identification (SID) pada November 2023. Angka ini naik 16,64% secara year to date (YtD) dibandingkan Desember 2022 sebanyak 10,31 juta.
Mengutip statistik Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Jumat (15/12/2023), investor untuk produk reksa dana (S-INVEST) masih mendominasi sebesar 11,28 juta atau tumbuh 17,47% YtD.
Sedangkan produk saham (C-BEST) mencapai 5,17 juta alias naik 16,57% YtD. Adapun jumlah investor surat berharga negara (SBN) mencapai 992.787, tumbuh 19,40% YtD.
Dari sisi komposisi, sebesar 99,69% merupakan investor lokal, sedangkan asing mencapai 0,31%. Kendati perwakilan asing tak lebih dari 1 persen, tetapi nilai asetnya menguasai 38,87% untuk saham, sedangkan di aset reksa dana hanya 2,86%.
Sementara sebanyak 99,66% investor merupakan individu, dan 0,34% merupakan institusi. Namun, nilai aset institusi di instrumen saham menguasai 85,27%, sedangkan porsi AUM institusi untuk reksa dana 68,66%.
Mengukur dari sisi demografi, sebesar 55,65% investor pasar modal dikuasai oleh generasi milenial dan Z, yakni di bawah usia 30 tahun. Posisi ini disusul mereka yang berusia 31-40 tahun mencapai 23,51%.
Kendati banyak anak muda yang menanamkan duitnya, tetapi nilai aset kalangan berusia di bawah 30 tahun berada di urutan terbawah, mencapai Rp34,75 triliun untuk saham, dan Rp15,18 triliun untuk reksa dana.
Posisinya masih jauh jika dibandingkan kategori usia di atasnya. Sebagai contoh usia 41-50 tahun yang memiliki aset Rp149,50 triliun untuk saham, dan Rp28,14 triliun untuk reksa dana.
Dari sisi pekerjaan, sebanyak 32,92% investor merupakan pegawai, sedangkan 26,48% merupakan pelajar, sementara pengusaha mencapai 15,51%.
Dari sisi penghasilan, mayoritas investor atau 46,42% memiliki gaji di kisaran Rp10 juta-Rp100 juta, sedangkan yang di bawah Rp10 juta mencapai 38,68%.
Meski demikian, nilai aset saham bagi mereka yang punya gaji di bawah Rp10 juta justru lebih tinggi dibandingkan orang dengan gaji Rp10 juta-Rp100 juta.
Saat ini sebaran investor masih terkonsentrasi di Pulau Jawa yang mencapai 68,20%, melandai dari akhir tahun lalu sebesar 69,05%. Keberadaan investor di Sumatera mencapai 16,78%, Kalimantan 5,31%, Sulawesi 4,99%, Bali-NTT-NTB 3,56%, dan Maluku-Papua 1,16%.
(RNA)