Cahya Puteri Abdi Rabbi
IDXChannel - Tren pelemahan Rupiah berdampak pada kinerja sejumlah emiten termasuk PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR).
Direktur ADMR, Heri Gunawan menyebut penurunan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) tidak berdampak signifikan karena pendapatan dicatatkan dalam Dolar AS.
“Tapi di satu sisi, pengeluaran kami juga jadi lebih besar karena dalam Dolar AS juga. Kalau pengeluaran dalam Rupiah yang sifatnya overhead dan salary saja,” kata Heri saat konferensi pers di Hotel Raffles Jakarta pada Selasa (14/5/2023).
ADMR mencatatkan kenaikan laba bersih hingga akhir Maret 2024. Perseroan mengantongi laba USD116,04 juta atau Rp1,88 triliun tahun lalu, naik 36,99% dari sebelumnya sebesar USD84,70 juta.
Pendapatan perseroan juga naik 15,23% menjadi USD274,53 juta atau Rp4,46 triliun, dari sebelumnya sebesar USD238,24 juta. Secara rinci, penjualan batu bara tercatat sebesar USD274 juta atau Rp4,45 triliun dan pendapatan jasa lainnya tercatat sebesar USD333.726 atau Rp5,42 miliar.
Di sisi lain, beban pokok pendapatan kuartal I 2024 naik 13% menjadi USD117,47 juta, terutama karena kenaikan volume pengupasan lapisan penutup maupun produksi. Royalti yang dibayarkan kepada pemerintah turun 14% menjadi USD40,98 juta karena penurunan harga.
Kemudian, biaya penambangan naik 44% menjadi USD45,65 juta, biaya pengolahan batu bara naik 40% menjadi USD6,4 juta. Sementara biaya pengangkutan dan bongkar muat naik 35% menjadi USD29,53 juta, serta konsumsi bahan bakar pada kuartal I-2024 naik 47% karena peningkatan aktivitas.
(DES)
