Kurnia Nadya
IDXChannel—Harta kekayaan Immanuel Ebenezer, Wamen Ketenagakerjaan, mencapai Rp17,62 miliar. Nilai harta ini dilaporkannya sebagai laporan awal masa jabatan selaku wakil menteri pada 17 Januari 2025.
Immanuel Ebenezer ditangkap dalam operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sejak Rabu 20 Agustus 2025 malam hingga hari ini (21/8/2025). Dia diduga terlibat dalam pemerasan terhadap sejumlah perusahaan sertifikasi K3.
“Benar (OTT). Diamankan di Jakarta. Pemerasan terhadap perusahaan-perusahaan terkait pengurusan sertifikasi K3,” kata Wakil Ketua KPK Fitroh Rohcahyanto kepada iNews Media Group, Kamis (21/8/2025).
Saat ini Noel Ebenezer berada di Gedung Merah Putih KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan. Tim sedang melakukan pemeriksaan intensif terhadap semua pihak yang terjaring OTT, KPK punya waktu 1x24 jam untuk menentukan status hukum pihak yang tertangkap.
Lalu berapakah harta kekayaan Immanuel Ebenezer? Dalam LHKPN yang dilaporkannya awal tahun ini, total harta kekayaannya mencapai Rp17,62 miliar yang mayoritas berupa aset tanah dan bangunan yang tersebar di Depok dan Bogor.
Berikut ini adalah rincian harta kekayaan Immanuel Ebenezer, Wamen Ketenagakerjaan yang ditangkap tangan KPK:
- 5 unit aset tanah dan bangunan (Depok & Bogor) Rp12,14 miliar
- 5 unit kendaraan bermotor (Mitsubishi Pajero, Kia Picanto, Toyota Fortuner, Toyota Land Cruiser, Yamaha NMax) Rp3,33 miliar
- Harta bergerak lainnya Rp109,50 juta
- Kas dan setara kas Rp2,02 miliar
Immanuel tidak memiliki utang dan surat berharga, sehingga total harta kekayaannya adalah Rp17,62 miliar. Harta kekayaannya ini meningkat Rp12,78 miliar dalam kurun waktu tiga tahun.
Pada 31 Desember 2021 saat Immanuel menjabat sebagai komisaris utama di PT Mega Ultra (Pupuk Indonesia Group), total harta kekayaan yang dilaporkannya berjumlah Rp4,84 miliar. Nilai ini juga naik sekitar Rp2 miliar pada 2020 saat awal dia menjabat.
Itulah informasi singkat tentang harta kekayaan Immanuel Ebenezer yang ditangkap tangan KPK terkait dugaan pemerasan perusahaan sertifikasi K3.
(Nadya Kurnia)
