IDXChannel - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan, kondisi ekonomi domestik dan optimisme pelaku usaha terus membaik.
Hal ini tercermin dari tiga indikator ekonomi makro yang menunjukkan tren positif pada Agustus 2025, yaitu inflasi yang terkendali, ekspansi Indeks Manajer Pembelian (PMI) manufaktur, dan berlanjutnya surplus neraca perdagangan.
“Kembalinya PMI manufaktur ke zona ekspansi menunjukkan terus membaiknya kondisi ekonomi domestik dan optimisme pelaku usaha yang semakin menguat seiring dengan membaiknya kondisi daya beli masyarakat dan mendukung pertumbuhan produksi pada periode mendatang,” ujarnya dalam keterangan resminya yang dikutip pada Selasa (2/9/2025).
Pada Agustus 2025, PMI Manufaktur Indonesia naik signifikan menjadi 51,5 dari sebelumnya 49,2 di bulan Juli. Kenaikan ini menandai kembalinya PMI ke zona ekspansi setelah empat bulan mengalami kontraksi.
Menurut Airlangga, pertumbuhan permintaan dalam negeri dan ekspor menjadi pendorong utama kenaikan ini. Output dan pesanan baru juga tumbuh untuk pertama kalinya dalam lima bulan terakhir, dan pesanan ekspor naik tertinggi sejak September 2023.
Pemerintah berkomitmen untuk menjaga momentum pertumbuhan ini melalui implementasi Kredit Industri Padat Karya dan peningkatan permintaan produk dalam negeri melalui program Harbolnas.
Selain PMI, inflasi Indonesia juga tetap terkendali pada Agustus 2025 dengan deflasi bulanan sebesar 0,08 persen atau inflasi tahunan 2,31 persen. Pencapaian ini didukung oleh inflasi inti yang meningkat, menunjukkan daya beli masyarakat tetap terjaga.
Sementara itu, deflasi pada Agustus disebabkan oleh melimpahnya pasokan komoditas pangan seperti tomat dan cabai rawit, serta penurunan harga bahan bakar non-subsidi dan tarif angkutan udara.
Untuk menjaga stabilitas harga, pemerintah melalui Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) terus menyalurkan beras SPHP dengan target 1,3 juta ton hingga akhir tahun.
Untuk mendorong peningkatan produktivitas pertanian, akses pembiayaan melalui KUR sektor pertanian dan Kredit Usaha Alsintan akan terus dioptimalkan, per Agustus jumlah yang telah disalurkan Rp60,93 triliun dari total alokasi sebesar Rp287,47 triliun.
"Pemerintah juga terus berkomitmen untuk menjaga daya beli masyarakat melalui pemberian stimulus ekonomi berupa diskon transportasi yang akan kembali dilanjutkan untuk periode Nataru,” kata Airlangga.
Di sisi lain, neraca perdagangan Indonesia kembali mencatat surplus sebesar USD4,17 miliar pada Juli, menjadi surplus ke-63 secara beruntun.
Surplus ini didukung oleh kinerja ekspor yang meningkat 5,6 persen menjadi USD24,75 miliar, lebih tinggi dari impor yang mencapai USD20,57 miliar.
Kenaikan ekspor ini didorong oleh peningkatan aktivitas manufaktur di negara mitra dagang, serta kenaikan harga komoditas utama dan produk manufaktur bernilai tambah tinggi.
(Dhera Arizona)