IDXChannel - Pasar tenaga kerja Amerika Serikat (AS) kembali menunjukkan pelemahan signifikan pada Agustus 2025 atau jauh di bawah ekspektasi.
Laporan Departemen Tenaga Kerja AS mencatat, penambahan hanya 22.000 pekerjaan baru, turun dari 79.000 pada Juli.
Angka ini menandai perlambatan tajam perekrutan di negara dengan ekonomi terbesar dunia tersebut.
Tingkat pengangguran AS juga naik menjadi 4,3 persen, tertinggi sejak 2021. Kondisi ini mencerminkan meningkatnya keraguan perusahaan dalam melakukan ekspansi di tengah iklim kebijakan ekonomi yang semakin tidak menentu.
Kepala Ekonom AS BMO Capital Market, Scott Anderson menilai, pelemahan pasar tenaga kerja mulai memasuki fase kritis.
“Perekrutan melambat berbahaya mendekati titik stagnasi. Ini meningkatkan risiko terjadinya hard landing pada konsumsi dan ekonomi dalam beberapa bulan mendatang,” ujarnya dilansir AP, Sabtu (6/9/2025).
Konsumsi rumah tangga yang menyumbang 70 persen aktivitas ekonomi AS kini tertekan akibat lemahnya penciptaan lapangan kerja. Dampaknya, kepercayaan konsumen ikut terganggu, terlebih di tengah inflasi yang masih menjadi perhatian.
Analis menilai pelemahan pasar tenaga kerja dipicu oleh kebijakan proteksionis Presiden Donald Trump yang kerap berubah. Termasuk tarif impor luas hampir ke seluruh negara, yang justru membebani manufaktur. Pabrik di AS kehilangan 12.000 pekerja pada Agustus, dan total 38.000 sepanjang 2025.
Pengetatan imigrasi dan razia tenaga kerja ilegal oleh lembaga ICE, berdampak pada sektor konstruksi yang memang bergantung pada pekerja migran. Sektor ini memangkas 7.000 pekerjaan pada Agustus, penurunan tiga bulan berturut-turut.
Pemangkasan tenaga kerja federal menyusul reformasi birokrasi di bawah Trump dan inisiatif Departemen Efisiensi Pemerintahan yang dipimpin Elon Musk, menyebabkan hilangnya 15.000 posisi.
Dampak kebijakan moneter berupa 11 kali kenaikan suku bunga The Fed pada 2022–2023 yang masih menekan aktivitas bisnis. Faktor demografi dan munculnya teknologi kecerdasan buatan (AI) yang semakin menggeser pekerjaan level pemula.
Setelah revisi data Juni dan Juli, rata-rata penciptaan lapangan kerja AS tahun ini berada di bawah 75.000 per bulan, hanya separuh dari rata-rata 2024 (168.000), dan jauh di bawah lonjakan 400.000 per bulan pada periode pemulihan 2021-2023.
Menariknya, sektor kesehatan dan bantuan sosial menjadi satu-satunya penopang tenaga kerja AS. Industri ini menambah hampir 47.000 pekerjaan pada Agustus, mencakup 87 persen dari total penciptaan lapangan kerja sektor swasta sepanjang tahun.
Namun, basis pertumbuhan yang terlalu sempit dikhawatirkan tidak cukup untuk menutup pelemahan di sektor-sektor lain, terutama manufaktur, konstruksi, dan pemerintahan.
Menurut analis Fitch Ratings, ketidakpastian tarif impor menjadi salah satu penggerak utama lemahnya pasar tenaga kerja. Tanpa perubahan arah kebijakan, pemulihan perekrutan diperkirakan sulit terjadi.
Dengan tren ini, ekonomi AS menghadapi risiko perlambatan lebih tajam menjelang akhir tahun, terutama jika konsumsi rumah tangga semakin tertekan akibat lapangan kerja yang kian terbatas.
(DESI ANGRIANI)