Seperti diketahui, Transjakarta memiliki dua jenis bus. Ada bus tunggal, juga ada bus gandeng yang tingkat kesulitan mengendarainya lebih tinggi dibanding bus tunggal. Bus tunggal Transjakarta juga memiliki ukuran besar dan kecil seperti Kopaja. 

Merangkum berbagai sumber, pada 2016 supir bus Transjakarta yang mengemudikan bus gandeng sudah mengantongi take home pay sekitar Rp9 jutaan, tiga kali dari nilai UMP Jakarta pada masa itu. 

Sementara supir bus tunggal sudah menerima gaji sebesar Rp6 jutaan, dua kali lipat UMP Jakarta pada masanya. Pada tahun lalu hingga 2025, dapat diperkirakan besaran gaji total supir bus Transjakarta berkisar antara Rp6 jutaan hingga Rp9 jutaan, atau bahkan lebih. 

Sesuai UU LLAJ, jam maksimal pengemudi untuk mengendarai kendaraan umum adalah delapan jam sehari, dan tiap empat jam pengemudi diharuskan istirahat minimal selama setengah jam. 

Saat ini Transjakarta beroperasi mulai pukul 05.00 WIB sampai dengan 22.00 WIB untuk bus BRT, non-BRT, dan Mikrotrans. Namun ada beberapa koridor utama yang melayani perjalanan selama 24 jam penuh. 

Supir bus Transjakarta menerima gaji pokok, selain itu mereka juga menerima upah jam kerja operasional yang dihitung per jam, dengan besaran upah per jam yang berbeda tergantung jenis bus yang dikendarai. 

Untuk menjadi supir bus Transjakarta, ada beberapa kualifikasi umum yang harus dipenuhi calon pendaftar, antara lain:

Saat ini rute Transjakarta membentang sepanjang 251,2 km dengan jumlah halte sekitar 260 unit. Melansir laman resmi Transjakarta (1/9/2025), jumlah armada pada 2024 meningkat 2 persen dibanding 2023, yakni mencapai 4.388 unit. 

Sampai Desember 2024 Transjakarta telah meluncurkan 300 unit bus listrik. Sepanjang tahun lalu Transjakarta melayani 371,4 juta pelanggan, rata-rata penumpang mencapai 1 juta per hari. Adapun cakupan populasi terlayani mencapai 91,7 persen. 

Itulah informasi singkat tentang gaji supir bus Transjakarta. 

(Nadya Kurnia)