Capaian tersebut turun 44,79 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp2,33 triliun.

“Pencapaian ini menunjukkan resiliensi BSDE dalam menghadapi dinamika ekonomi yang terus berubah. Kami terus menjalankan strategi pengembangan yang terukur dan adaptif,” ujar Direktur BSDE Hermawan Wijaya dalam keterbukaan informasi BEI, Kamis (31/7/2025).

Penurunan laba sejalan dengan pendapatan usaha yang turut terkoreksi 13,01 persen secara tahunan menjadi Rp6,39 triliun pada paruh pertama 2025.

Pendapatan masih didominasi oleh penjualan unit rumah, kavling tanah, dan strata title, yang berkontribusi sebesar Rp5,55 triliun atau 86,81 persen dari total pendapatan usaha. 

Sementara itu, pendapatan dari sewa tercatat sebesar Rp498,82 miliar (7,81 persen), dan dari pengelolaan gedung sebesar Rp189,38 miliar (2,96 persen).

Dari sisi keuangan, BSDE mencatatkan penguatan struktur modal dengan penurunan liabilitas menjadi Rp25,90 triliun, berkurang Rp2,80 triliun dibandingkan posisi akhir 2024. 

Penurunan ini didorong oleh pelunasan utang jangka pendek dan panjang serta penerapan strategi pembiayaan yang lebih efisien.

Hal ini berdampak positif terhadap rasio debt-to-equity (DER) yang turun menjadi 0,25x, mencerminkan profil keuangan yang semakin sehat dan ruang ekspansi yang lebih luas.

“Dengan DER yang rendah, kami memiliki fleksibilitas lebih besar untuk melakukan ekspansi dan menjaga keberlanjutan proyek-proyek strategis kami,” tutur Hermawan.

Hingga Juni 2025, BSDE mengelola cadangan lahan lebih dari 4.380 hektare dengan nilai mencapai Rp17,55 triliun. Lahan tersebut tersebar di sejumlah lokasi strategis di Indonesia, menopang potensi pengembangan jangka panjang perseroan.

(DESI ANGRIANI)