Salah satu perusahaan Salim Grup yang paling populer dan dikenal masyarakat luas adalah Indofood, perusahaan yang memproduksi mie instan bermerek Indomie. Selain itu, Indofood juga telah tercatat sebagai perusahaan terbuka. 

Selain Indofood, Anthoni Salim memiliki banyak anak usaha yang juga melepas sahamnya ke masyarakat. Dia juga memiliki beberapa usaha patungan dengan pengusaha-pengusaha lain dan memiliki beberapa persen saham di perusahaan di luar grupnya. 

Berikut ini daftar saham milik Anthoni Salim, intip kinerjanya sejak awal 2025. 

Perusahaan ini bergerak di barang konsumen primer dengan bidang usaha utama produksi produk makanan bermerek. ICBP adalah anak usaha PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF). ICBP adalah perusahaan yang memproduksi mie instan dan makanan ringan. 

Selainn itu ICBP juga memproduksi bumbu dapur, minuman, susu dan produk nutrisi lainnya. ICBP memiliki beberapa anak usaha, salah satunya adalah Indolakto yang memproduksi susu siap minum bermerek Indomilk. 

Anthoni Salim menjabat sebagai direktur utama di ICBP, dia juga tercatat sebagai pemilik saham di ICBP, tetapi jumlah saham dan persentase kepemilikannya tidak dicatat dalam laporan bulanan registrasi pemegang efek. 

Pada perdagangan Kamis (4/9/2025), ICBP dibuka di harga Rp9.300 per saham. Sejak awal 2025, ICBP mencatatkan penurunan harga sebesar 18,46 persen. 

INDF adalah induk usaha Indofood yang memiliki beragam segmen usaha. Emiten ini memiliki banyak anak usaha, sebagian di antara sudah melantai di Bursa Efek Indonesia. Antara lain ICBP, PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP), PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP). 

INDF juga membawahi pabrik terigu Bogasari. Anthoni juga menjabat sebagai direktur utama di perusahaan ini, dan tercatat memiliki 1,32 juta saham, setara dengan 0,02 persen dari total saham terdaftar. 

Namun dia memiliki mayoritas saham INDF melalui First Pacific Investment Management Ltd yang saat ini dipimpin olehnya. Perdagangan INDF pada Kamis ini dibuka di harga Rp7.700 per saham, sejak awal 2025 INDF mencatatkan penurunan harga sebesar 1,30 persen. 

Salim Ivomas adalah perusahaan yang memproduksi minyak goreng dan produk turunan sawit lainnya (margarin). Merek di bawah Salim Ivomas antara lain Bimoli, Palmia, Amanda, dan Happy. 

Anthoni Salim tidak menjabat dan tidak memiliki saham secara langsung di SIMP. Namun dia memiliki saham SIMP melalui INDF yang tercatat memiliki 6,68 persen saham di SIMP, juga lewat Indofood Agri Resources Ltd. 

Pada hari ini (4/9/2025), SIMP dibuka di harga Rp670 per saham, sejak awal 2025 SIMP mencatatkan kenaikan harga sebesar 74,60 persen. 

LSIP adalah perusahaan yang bergerak di sektor perkebunan kelapa sawit, karet, teh, dan kakao. Emiten ini memiliki lahan perkebunan di Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan Sulawesi. Anthoni Salim memiliki saham LSIP lewat SIMP dan Indofood Agri Resources Ltd. 

Salim Ivomas tercatat memiliki  4,05 miliar saham di LSIP, setara dengan 59 persen dari total saham terdaftar. Pada perdagangan hari ini, LSIP dibuka di harga Rp1.370 per saham. Sejak awal 2025, harga LSIP telah naik 38,97 persen. 

IMAS adalah perusahaan otomotif dan induk dari Indomobil Group. IMAS terfokus pada distribusi, layanan aftersales, pembiayaan, dan distributor suku cadang. Beberapa merek kendaraan di bawah IMAS antara lain Audi, Hino, Mercedes-Benz, Volvo, Suzuki, dan lainnya.

Anthoni Salim memiliki saham IMAS melalui Gallant Venture Ltd sebesar 49,49 persen. Dia juga tercatat sebagai penerima manfaat akhir dari kepemilikan saham IMAS. Pada perdagangan Kamis ini, IMAS dibuka di harga Rp1.170 per saham. 

Sejak awal 2025, IMAS sudah mencatatkan kenaikan harga sebesar 25,97 persen. 

Selain ICBP, INDF, SIMP, LSIP, dan IMAS, sebenarnya masih banyak saham yang dimiliki Anthoni Salim. Di luar grup konglomerasinya, Anthoni Salim memiliki saham PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) sebanyak 6 persenan lewat PT Pesona Sukses Cemerlang. 

Berikut ini adalah daftar saham milik Anthoni Salim selain lima saham yang telah diulas di atas: 

Itulah beberapa saham milik Anthoni Salim di Bursa Efek Indonesia. 

(Nadya Kurnia)