sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement
Dampak Demo ke IHSG Dinilai Sementara, Fundamental Makroekonomi Jadi Penentu
Dampak Demo ke IHSG Dinilai Sementara, Fundamental Makroekonomi Jadi Penentu
Dampak Demo ke IHSG Dinilai Sementara, Fundamental Makroekonomi Jadi Penentu
Dampak Demo ke IHSG Dinilai Sementara, Fundamental Makroekonomi Jadi Penentu
Market news editorDinar Fitra Maghiszha
02/09/2025 13:57 WIB

IDXChannel - Chief Economist & Debt Research Division Head PT BRI Danareksa Sekuritas, Helmy Kristanto, menilai dampak demonstrasi terhadap pasar saham biasanya bersifat sementara. Pemulihan dapat berlangsung cepat bergantung terhadap kondisi fundamental makroekonomi.

Helmy menjelaskan unjuk rasa besar-besaran di berbagai kota Indonesia memicu tekanan pada pasar keuangan.

Pada 29 Agustus 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat turun lebih dari 2 persen secara intraday, sebelum kembali melemah akibat aksi jual dari investor domestik maupun asing.

“Dampaknya ke market akan sangat tergantung pada durasi unjuk rasa. Episode-episode (demo) sebelumnya menunjukkan bahwa dampak pasar terkait aksi protes umumnya temporer,” kata Helmy dalam laporan Economic Research, dikutip Selasa (2/9/2025.

Selain IHSG, rupiah juga tertekan hampir 1 persen hingga mendekati level Rp16.500 per dolar AS. Namun, obligasi pemerintah Indonesia tenor 10 tahun tercatat stabil di sekitar 6,32 persen.

Menurut Helmy, hal ini menandakan adanya ketahanan di pasar obligasi, meski terjadi aksi jual di pasar ekuitas.

Dia menyebut investor domestik, terutama perbankan dan dana pensiun, berpotensi masuk lebih besar apabila imbal hasil obligasi bergerak lebih tinggi.

“Bank Indonesia juga terus melakukan intervensi untuk menjaga stabilitas pasar,” kata dia.

Meski menegaskan pasar cenderung pulih setelah gejolak sosial, Helmy mengingatkan bahwa risiko utama berasal dari kondisi makroekonomi yang menjadi dasar.

Tekanan ekonomi yang dirasakan masyarakat, termasuk kebijakan fiskal dan pajak, berpotensi memperdalam kekhawatiran publik.

“Risiko yang lebih besar biasanya bersumber dari kelemahan makroekonomi, yang sering dipersepsikan sebagai pemicu utama keresahan publik,” kata Helmy.

Hingga Selasa (2/9/2025), pasar saham mulai menunjukkan pemulihan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat menguat 1,17 persen ke 7.826.32.

(NIA DEVIYANA)

Baca Berita
Dengarkan Selanjutnya :