IDXChannel - Harga minyak sawit mentah (CPO) melemah pada Rabu (3/9/2025), seiring penurunan harga minyak nabati pesaing dan minyak mentah. Gagalnya harga menembus level teknikal kunci juga menambah tekanan di pasar.
Kontrak berjangka (futures) CPO untuk pengiriman November di Bursa Malaysia Derivatives Exchange terkoreksi 0,45 persen, menjadi MYR4.454 per ton pada 15.55 WIB. Sehari sebelumnya, kontrak ini sempat menguat 2,19 persen.
“Absennya aksi beli lanjutan serta kegagalan menembus level psikologis tertentu membebani harga CPO maupun kontrak di Dalian,” ujar seorang trader yang berbasis di Kuala Lumpur, dikutip Reuters.
Ia menambahkan, baik kontrak Dalian maupun FCPO sama-sama gagal menembus batas psikologis CNY9.500 dan MYR4.500.
Kontrak minyak kedelai paling aktif di Dalian turun 0,12 persen, sementara kontrak minyak sawitnya melemah 0,89 persen. Di Chicago Board of Trade (CBOT), harga minyak sawit juga terkoreksi 0,44 persen. Harga minyak sawit kerap mengikuti pergerakan minyak nabati lain, karena bersaing untuk pangsa pasar global.
Harga minyak mentah di Asia juga sedikit melemah, meski tetap dekat level tertinggi satu bulan, didukung sanksi baru Amerika Serikat terhadap jaringan perusahaan pelayaran dan kapal. Investor kini menanti hasil pertemuan OPEC+ akhir pekan.
Minyak mentah yang lebih lemah membuat sawit menjadi pilihan yang kurang menarik sebagai bahan baku biodiesel.
Ringgit—mata uang perdagangan minyak sawit—terdepresiasi 0,07 persen terhadap dolar AS, sehingga komoditas ini menjadi sedikit lebih murah bagi pembeli dengan mata uang asing.
Di sisi permintaan, impor minyak sawit India melonjak pada Agustus ke level tertinggi 13 bulan. Harga sawit yang lebih kompetitif dibanding minyak sawit mendorong refiners meningkatkan pembelian menjelang musim festival, menurut lima pelaku pasar.
Sementara itu, data Komisi Eropa mencatat impor kedelai Uni Eropa sejak awal musim 2025/26 per Juli hingga 31 Agustus mencapai 2,29 juta ton, turun dari 2,42 juta ton pada periode yang sama tahun lalu. Sementara, impor minyak sawit turun menjadi 0,42 juta ton dari sebelumnya 0,58 juta ton. (Aldo Fernando)